Dari Nulis Blog Bisa ke Amerika Gratis Berkat Internet IndiHome yang Ngebut Abis

Bagaimana rasanya menjalani impian yang pernah kita deklarasikan tujuh belas tahun lalu? 

Rasanya seperti mimpi bunga tidur, tapi ini kenyataan! 

Rasanya luka-luka kegagalan tersiram dingin dan pulih dengan cepat. 

Rasanya semakin cinta dengan Allah bahwa Allah tak pernah ingkar dengan janji-Nya. Dan merasakan kebenaran pernyataan bahwa Allah malu terhadap hamba-Nya yang berdoa dengan mengangkat kedua tanganya. 

Bulan Maretku tahun ini tak seperti bulan Maret pada tahun-tahun sebelumnya. Namun, rasanya seperti deja vu dengan kejadian bulan Maret pada tahun 2017 saat aku menerima penghargaan Wempy Dyoctakoto Award. Saat itu namaku dipanggil oleh pembawa acara sebagai seorang pemenang dan semua mata yang ada di ruangan tertuju padaku. 

Bulan Maret 2023 ini, aku mengalaminya kembali. Aku pergi ke Jakarta kembali sebagai seorang finalis lomba blog yang diadakan oleh Sampoerna University. Dengan tangan dingin dan gemetar, aku sudah memasrahkan apapun hasil dari perlombaan yang aku ikuti. Ketika nama pemenang disebutkan, hatiku makin berdebar kencang, rasanya aku bisa mendengarkan suara denyut jantungku. 

Dan ketika juara utama diumumkan, rasanya saat itu aku ingin pergi saja. Aku takut terbuai dengan kehaluanku. Namun, akhirnya namaku yang terpanggil. Suara musik mengalun indah menyambutku sebagai seorang pemenang. 

Hadiah yang kuterima adalah hadiah menjalani impianku tujuh belas tahun lalu. Aku mendapat hadiah Summer Trip ke University of Arizona selama dua minggu. Allahu Akbar!

Menang Summer Trip ke University of Arizona, Sumber: Dokumen Pribadi

Apakah perjalanan menggapai impianku selalu mulus? Tentu, tidak! Aku perlu menunggu menjalani impian itu tujuh belas tahun lamanya. Itu bukan berarti selama tujuh belas tahun aku leha-leha saja. Aku mengupayakan banyak hal hingga kegagalan bertubi-tubi menghampiriku. 

Izinkan aku bercerita. 

Tentang Impian 17 Tahun Lalu

“Suatu saat nanti, aku bisa ke luar negeri tanpa memakai uangku sendiri.” 

Itulah pernyataan yang aku tancapkan dalam diri. Saat itu aku masih duduk di bangku kelas enam SD di SD Negeri 1 Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Karangkobar tempatku tinggal berada di wilayah pegunungan yang ada di Banjarnegara. Bahkan saat itu akses listrik belum merata di semua desa yang ada di Kecamatan Karangkobar. 

Saat itu masih tahun 2005. Internet tidak ada, untuk telepon saja aku perlu mencari wartel (warung telepon) terdekat, bahkan HP pun tak ada. 

Lantas, dari mana aku tahu bahkan sampai kepikiran punya impian untuk ke luar negeri gratis?  Aku pun tak pernah tahu ada program-program yang bisa membuat orang bisa ke luar negeri gratis seperti beasiswa kuliah, program kepemudaan yang disponsori, program pertukaran pelajar, dan sebagainya. 

Jawabannya adalah karena aku sering mendengarkan cerita temanku satu SD. Ia selalu bercerita tentang bibinya yang berasal dari Cepu. Bibinya merupakan salah satu ajudan presiden pada masanya.

Temanku itu selalu bercerita bahwa bibinya baru saja mengikuti presiden dari negara satu ke negara lainnya. Temanku selalu menekankan asyiknya kegiatan sang bibi yang bisa pergi dari satu negara ke negara lainnya dengan gratis. Ya, istilah sekarang kerja sekaligus healing.

Itulah cerita yang dalam benakku masih aku ingat dan terbayang sampai sekarang. 

Karena seringnya temanku bercerita, muncullah motivasi agar suatu saat bisa ke luar negeri gratis. Dari sinilah semua itu bermula. 

Paspor yang Tak Pernah Terpakai dan Puluhan Penolakan

Impianku untuk bisa ke luar negeri gratis meskipun tak tahu caranya masih kugenggam erat. Aku terus bergerak, entah bagaimana caranya. 

Ketika aku SMP, aku mengikuti sebuah kuis mata pelajaran yang namanya kuis Kihajar yang saat itu diadakan oleh Televisi Edukasi dan TVRI. Aku tak peduli hadiahnya, yang kuinginkan adalah bisa bertemu dengan berbagai peserta dari 33 provinsi di Indonesia. 

Alhamdulillah, aku mewakili Provinsi Jawa Tengah dan bisa ke Jakarta untuk lanjut mengikuti kuis kihajar di tingkat nasional. Meskipun saat itu aku tak beruntung untuk menang menjadi juara utama. 

Setidaknya, untuk pertama kalinya aku bisa ke Jakarta bersama ibuku naik pesawat gratis. Meski tidak ke luar negeri, tapi setidaknya aku mengerti ternyata ada, lho, cara agar kita bisa ke luar kota gratis. Salah satu caranya adalah dengan mengikuti perlombaan. 

Beranjak ketika aku SMA, aku hanya sedikit mengetahui info pertukaran pelajar. Ingin rasanya aku mendaftar juga, tapi info yang datang selalu telat. Dan saat itu juga orang tua belum terlalu mengizinkan untuk mengikuti event yang diadakan di luar negeri. 

Barulah ketika aku kuliah di jurusan statistika UNDIP, aku giat sekali mendaftar program-program yang bisa mengantarkanku ke luar negeri gratis. Bahkan dengan uang saku yang tak seberapa, aku nekat untuk membuat paspor padahal belum jelas aku diterima program yang aku daftar atau tidak. Tapi, inilah caraku memantaskan diri. 

Lantas, bagaimana hasilnya? Apakah aku berhasil ke luar negeri gratis? Jawabannya tidak. 

Paspor pertamaku tak pernah terisi sampai masa habis berlakunya. Aku sudah mendaftar puluhan program dan kesempatan untuk bisa ke luar negeri gratis. Namun, belum rezeki. Aku selalu saja mendapatkan email penolakan.

Namun, aku berjanji tetap menghidupi mimpiku betapapun banyak penolakan menghampiriku. Bahkan aku sampai hafal bagaimana isi dari email penolakannya. 

 

Email penolakan, sumber: dokumen pribadi

Sebuah Titik Temu Kekuatan Diri

Aku selalu bertanya-tanya, mengapa ada orang yang mudah sekali untuk menggapai impiannya? Rasanya setiap apa yang mereka inginkan bisa mudah sekali dicapai. Berbeda denganku yang harus berkali-kali tersungkur. 

Hingga pada sebuah perlombaan yang bernama Muslimah Inspirasi Undip, aku menemukan jawabannya. 

Aku menemukan jawaban itu ketika berbincang dengan salah satu peserta Muslimah Inspirasi Undip. 

Jawabannya adalah mereka yang bisa mudah sekali juara dan mendapatkan keinginannya adalah mereka yang tahu potensi dirinya dan memaksimalkannya.

Aku langsung refleksi ke diriku sendiri. Ternyata selama ini aku tidak fokus. Segala kegiatan dan perlombaan aku ikuti tanpa pernah mengenal apa yang jadi kekuatanku. 

Oh, ini yang jadi alasan mengapa aku tak kunjung mendapatkan apa yang kumau. Mulai saat itu aku fokus untuk mengenali kekuatan diriku yang sesungguhnya.

Mengasah Kekuatan Diri dengan Berkonten Ria Melalui Tulisan Blog

Semenjak percakapanku dengan peserta Muslimah Inspirasi Undip, aku mulai memfokuskan diri pada apa yang menjadi kekuatanku. 

Salah satu kekuatan diri dalam bidang keterampilan yang aku sadari adalah kemampuanku dalam menulis. Nah, mulai dari situ, aku terus mengasah kemampuanku menulis melalui menulis di blog. 

Saat itu intinya adalah mulai saja dulu. Sehingga konten yang aku bagikan di blog adalah cerita-ceritaku. Apalagi saat itu lagi sering galau karena hubungan romansa, rasanya tulisan itu semakin punya nyawanya. 

Sebenarnya, aku sudah suka menulis dari SD. Ya, walaupun itu adalah buku diary. Dan, aku sudah menulis blog dari zaman platform Multiply.

Selain menulis blog, aku pun rajin mengikuti kelas menulis dan mencari mentor untuk menulis. 

Ternyata Gerbang Impian Itu Terbuka dari Membuat Konten, Alhamdulillah Amerika Menantiku

Aku tak akan pernah menyerah untuk mengejar impianku. Bahkan teman-temanku sering menjulukiku dengan Miss gigih, karena tak peduli berapa kali aku gagal, aku tetap mau mencoba. 

Semenjak kuliah hingga sekarang, aku tak lelah untuk menimba ilmu menulis dari penulis-penulis hebat. Memang teknis menulis terlihat begitu-begitu saja. Namun, dengan mengikuti kelas dari para penulis hebat, aku bisa mengetahui bagaimana cara berpikir mereka dan juga menjalin relasi. 

Tak terhitung kelas menulis yang aku ikuti, bahkan kini aku sedang mengikuti workshop mentoring menulis bersama penulis ternama Kurniawan Gunadi dan didampingi oleh editor dari Bentang Pustaka. 

Selain ikut kelas menulis, aku mencoba untuk mengikuti lomba menulis blog. Tak terhitung juga berapa kali aku gagal. Namun, aku si Miss gigih tak akan pernah menyerah. 

Bulan Februari lalu, aku mengikuti lomba blog yang diadakan oleh Sampoerna University. Hadiahnya cukup menarik yakni untuk pemenang utama akan mendapatkan hadiah Summer Trip ke University of Arizona di Amerika Serikat.

Saat melihat info lomba itu, aku hanya melihat sekilas karena kesibukanku sebagai ibu rumah tangga dan juga pekerja full time remote sebagai seorang SEO Specialist membuatku tak terlalu menghiraukan.  

Walaupun tak terlalu menghiraukan, aku tertarik dengan tema tulisan yang dilombakan yakni kompetensi global dan kurikulum internasional. 

Secara bawah sadar aku memikirkan topik apa yang ingin aku angkat jika aku ingin mengikuti lomba blog tersebut. 

Nah, kebetulan akhir-akhir ini aku tertarik tentang perkembangan Artificial Intelligence (AI) yang keberadaannya bisa menjadi ancaman atau pun peluang bagi manusia. Aku merasa topik AI wajib aku angkat, apalagi saat itu sedang gencar adanya ChatGPT.

Dan tibalah pada hari-H deadline pengumpulan karya, aku masih gamang apakah ikut lomba ini atau tidak. Namun, rasanya sayang ideku, bila hanya mengendap di pikiran. Akhirnya, aku putuskan untuk ikut. 

Syarat mengikuti lomba blog itu adalah membuat dua artikel. Dan aku hanya punya beberapa jam tersisa untuk membuat dua artikel blog beserta visualisasinya. 

Aku kerahkan seluruh kemampuan dan untunglah aku menggunakan internet provider  dari Telkom Indonesia yakni IndiHome. 

Bayangkan, aku membuka dua browser dengan banyak tab. Aku melakukan multitasking  membuka satu tab ke tab berikutnya, termasuk tab untuk membuka Canva dengan mendesain visual yang menarik. 

Bila aku hanya menggunakan paket data maka HP dan laptop milikku akan cepat panas dan kecepatannya tak secepat jika aku memakai IndiHome. 

Aku sempat panik jika waktu tak mencukupi. Alhamdulillah, tepat pukul 12 malam karyaku keduanya sudah terdaftar. 

Selanjutnya adalah pasrah dan banyak berdoa. Bahkan aku sampai terbawa mimpi. Dalam mimpi, aku berada di sebuah tempat pengumuman lomba. Ketika dewan juri akan mengumumkan juara pertama, rasanya saat itu aku ingin pulang saja. Namun, ternyata aku yang menang. 

Dan ternyata mimpi itu terwujud jadi nyata. Aku terpilih menjadi salah satu pemenang yang memenangkan hadiah utama ke Amerika. Tanganku gemetar dan dingin saat menerima hadiah itu. Ketika pihak dari Sampoerna University menyalamiku dan memberi hadiah secara simbolis, aku bahkan sempat berkata.

Bersama pihak Sampoerna University/ Sumber: Dokumen Pribadi

 

“Bu, saya masih gemetar ini.” ucapku

“Tenang aja, mbak. Tulisan mbak benar-benar bagus. Makasih sudah menuliskan tulisan itu.” jawab ibu dari Sampoerna University itu. 

Alhamdulillah, ternyata gerbangku untuk menapaki impian ke luar negeri gratis adalah dari menulis konten blog. 

Apa yang Bisa Konten Perbuat Untuk Hidup Kita?

Semenjak pandemi melanda, internet menjadi salah satu penyelamat hidup kita. Banyak yang bisa menghasilkan uang dari membuat konten dan pekerjaan karena internet. 

Guru digital marketing yang saya ikuti yakni Denny Santosa dalam postingan Instagram-nya menyatakan bahwa kunci sukses di era digital sekarang ini adalah dengan membuat konten. 

Karena sekarang ini di internet, uang mengalir dari content customer menuju ke konten kreator. 

Pernyataan ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Katadata terkait potensi industri konten kreator Indonesia yang menurut platform influencer marketing Famous Allstars atau FAS nilai taksirannya mencapai Rp7 miliar pada tahun 2027 yakni bisa naik lima kali lipat. 

Sebuah data yang menarik, ya? Dari pengalamanku, membuat konten telah memberikan banyak kejutan dalam hidupku. Lantas, apa saja, sih, hal yang akan terjadi dalam hidup kita ketika kita mulai aktif membuat konten. 

1. Meningkatkan Personal Branding

Dengan membuat konten dalam bentuk dan platform apa pun bisa membantu meningkatkan personal branding. Orang jadi semakin mengenal kita siapa dan apa keahlian kita. 

Misalkan ketika orang mencari sosok yang bisa menulis copywriting dan kita aktif menulis konten terkait copywriting maka orang akan mudah merekomendasikan kita. 

Personal branding ini akan menjadi pembuka ke berbagai kesempatan yang tak terduga. Seperti mentorku yang kuat personal branding-nya membuat ia mendapatkan banyak tawaran seperti endorsement, menjadi pembicara, bahkan tawaran kerjasama bisnis. 

Membuat konten akan menjadikan kamu thought leader dalam bidang yang kamu tekuni dan ini peluang besar banget. Karena menurut data dari We Are Social dalam Digital 2023 Global Overview Report 2023, mayoritas alasan orang mengakses internet adalah untuk mencari informasi.

Alasan Utama Orang Menggunakan Internet
Mencari Informasi 57.8%
Tetap Terhubung dengan Teman dan Keluarga 53.7%
Tetap Update dengan Berita dan Acara Terbaru 50.9%
Melihat Video, TV Show, dan Film 49.7%
Riset Cara Melakukan Sesuatu 47.6%
Mencari Ide dan Inspirasi 44.3%
Riset Produk dan Brand 43.4%
Mengakses dan Mendengarkan Musik 43.2%
Mengisi Waktu Luang dan Browsing Secara Umum 41%
Melakukan Hal yang Berhubungan dengan Pembelajaran 38.3%
Riset Tempat Liburan 36.4%
Riset Isu dan Produk Kesehatan 34.7%
Mengelola Finansial dan Acara 33.7%
Bermain Game 30.5%
Bertemu Orang Baru dan Menjalin Koneksi 29%
Riset Terkait Bisnis 28.9%

Bayangkan kesempatan apa yang datang padamu jika ketika orang mencari informasi tertentu, konten punyamulah yang muncul? Sungguh kesempatan luas menantimu.

2. Dari Ngonten Bisa Menghasilkan Pundi-Pundi Uang

Inilah yang sahabatku  alami. Ketika lulus SMA, ia langsung bekerja dengan melakukan hobinya memasak di sela waktu luangnya. Kemudian ia buatkan channel YouTube terkait prosesnya memasak dari bahan-bahan sederhana. 

Sahabatku ini sekarang sudah memiliki 1,91 juta subscribers. Dan tahukah kamu, dari rutinnya ia membuat konten, sekarang ia sudah bisa membeli tanah dan rumah sendiri hingga resign dari pekerjaannya. Ia pun kini aktif ngonten dari Kebumen. Kalau penasaran nama channel-nya, tripujis itu nama akunnya. 

3. Mendapatkan Support System yang Luar Biasa

Inilah hal yang susah didapatkan. Jika kamu merasa tak punya teman, cobalah untuk membuat konten. Karena dari konten akan mempertemukanmu dengan orang-orang yang sefrekuensi dan siap menjadi support system yang luar biasa. 

Seperti yang sudah aku rasakan ketika mulai aktif menulis blog. Aku bertemu dengan teman-teman komunits yang suka menulis blog juga dan mereka benar-benar menjadi support system yang terus memotivasiku. 

4. Dari Ngonten bisa Punya Tim Bisnis

Ini ada cerita dari kakak kelasku yang sudah aku anggap seperti kakak sendiri. Ia aktif ngonten di TikTok dan kini follower-nya sudah mencapai 268 ribu. 

Awalnya ia aktif ngonten terkait topik ibu dan anak dan main affiliate dari TikTok. Prestasinya pun luar biasa, ia sempat dapat liburan gratis ke Bali dari salah satu brand yang ia promosikan di LIVE TikTok dan kini sudah punya beberapa tim untuk LIVE di TikTok bergantian. 

Itulah empat  besar manfaat membuat konten yang akan benar-benar mengubah hidupmu. Intinya hidupmu jadi tak monoton dengan membuat konten.  

Seperti yang sudah aku rasakan ketika mulai aktif menulis blog. Aku bertemu dengan teman-teman komunits yang suka menulis blog juga dan mereka benar-benar menjadi support system yang terus memotivasiku. 

Berkonten Ria Banyak Manfaatnya, tapi Inilah Alasan yang Membuat Orang Tak Kunjung Mulai Membuat Konten

Kalau kamu sudah tahu manfaat berkonten ria, apa, sih, yang membuat kamu tak kunjung mulai untuk membuat konten? 

Nah, ketika aku riset melalui TikTok, aku bertemu dengan postingan TikTok dari akun exxo_san_ngonten. Ia melakukan survey kecil-kecilan pada 25 rekan kerjanya terkait alasan mengapa orang tidak mulai membuat konten dan hasilnya pun sangat sesuai dengan apa yang aku amati selama ini. 

  1. Tidak ada dana untuk membeli alat-alat untuk bikin konten.
  2. Tidak percaya diri karena merasa bukan artis dan tidak good looking.
  3. Tidak punya waktu karena sudah sibuk dengan kerjaan atau urusan lainnya.
  4. Gaptek dan tidak tahu cara edit video dan semacamnya. 
  5. Merasa tidak punya nilai diri yang bisa dibagikan. 

Mulai Saja Dulu, Inilah Jenis Konten yang Bisa Kamu Buat

Apa yang terbayang dalam benakmu ketika mendengar kata konten? Apakah yang terbayang adalah hanya sekedar membuat video seperti para Youtuber?

Kalau kita mau menilik lagi pengertian konten itu sendiri menurut KBBI adalah informasi yang tersedia melalui media atau produk elektronik. 

Nah, dari pengertian itu sejatinya jenis konten pun beragam, tapi garis besarnya ada tiga, yakni:

1. Jenis Konten Tulisan

Kalau kamu merasa kuat dalam perihal bercerita melalui tulisan, kamu bisa bikin konten tulisan baik lewat blog, Instagram dengan membuat postingan carousel, sekarang tak menutup kemungkinan untuk berbagi tulisan di platform seperti YouTube atau TikTok dan bagi yang suka membuat novel bisa menulis di platform seperti Wattpad, Kwikku, KBM, dan sebagainya. 

2. Jenis Konten Video

Jika kamu suka dengan visual yang bergerak, kamu bisa membuat konten video dengan berbagai tema yang menarik dan sederhana, sesederhana konten a day in my life.

Konten video ini yang akhir-akhir ini lebih banyak membuka kesempatan menghasilkan uang yang tak terduga-duga. 

3. Jenis Konten Gambar

Mana, nih, yang hobinya mengabadikan keindahan lewat gambar? Kamu bisa buat konten gambar yang di-posting di akun sosial media kamu. Bahkan sekarang kamu bisa menjual hasil jepretanmu di platform seperti Shutterstock, dan lainnya.  

Sedikit Tips Dariku Untuk Membuat Konten yang Menarik

Banyak orang yang mau mulai ngonten terpentok dengan pertanyaan, bagaimana cara membuat konten yang menarik. 

Berdasarkan pengalamanku membuat konten, menjadi seorang social media specialist dan juga SEO specialist maka inilah sedikit tips dariku:

  1. Kenali apa potensi, kekuatan, dan nilai diri yang ingin kita bagikan.
  2. Kenali apa yang menjadi kesukaan kita.
  3. Buat peta cerita kehidupan kita.
  4. Kenali siapa calon penikmat kontenmu.
  5. Cari tahu apa masalah para calon penikmat kontenmu. 
  6. Berilah value atau solusi dari masalah para calon penikmat kontenmu. 

Itu tips sederhana yang bisa aku bagikan.

Berkonten Ria Tak Pernah Semudah Ini dengan Internet IndiHome

Dulu saat pertama kali mengenal internet, aku lebih cenderung menjadi penikmat konten. Semenjak internet berkembang pesat dan banyak platform untuk membuat konten, kini kemudahan untuk membuat konten semakin kurasakan. 

Daerahku yang ada di pegunungan dengan cuaca yang tak menentu membuat beberapa jaringan internet naik-turun. Namun, beruntung! Sekarang aku sudah lebih dari lima tahun berlangganan IndiHome dan tak khawatir dengan naik-turunnya kecepatan internet. 

Aku galau setiap kali pergi ke rumah mertua yang tak berlangganan internet IndiHome, karena apa? Setiap kali di sana, HP-ku akan cepat panas karena aku multitasking menggunakan internet di HP dan juga laptop. 

Kemudahan yang aku rasakan ketika menggunakan internet IndiHome adalah dari segi kecepatannya. Aku bisa meriset untuk bahan konten dengan cepat dan juga upload postingan dengan cepat pula. Dan yang paling penting HP dan laptopku tidak akan cepat panas.

Sekarang aku berlangganan paket IndiHome dengan kecepatan 20 Mbps dan sudah mencukupi kebutuhanku. Dan inilah beberapa hal yang membuatku senang berkonten ria dengan IndiHome.

Alasan Berkonten Ria dengan IndiHome, Sumber: Dokumen Pribadi

Sudah Siap Mulai Langkah Pertamamu Untuk Berkonten Ria?

Aku sudah merasakan manfaat dari berkonten ria yang membawaku bisa ke Amerika gratis. Dari beberapa cerita teman-temanku yang aku bagikan di atas, mereka juga sudah merasakan manfaat dari berkonten ria. 

Apa yang masih menjadi penghalangmu untuk membuat konten? Ayo, mulai saja dulu. Mulai dari yang paling sederhana dan dekat dengan kehidupanmu. Setelah itu, konsistenlah. Karena konsisten kunci kesuksesan dalam hal apapun.

Jadi, kamu sudah siap berkonten ria?