Berbagi Makanan itu Hobi Ibuku

Setiap pagi di hari Jumat pasti sudah terdengar suara riuh dari dapur yang ada di lantai bawah. Siapa gerangan itu? Siapa lagi kalau bukan ibu.

Jadi sehari-hari aku tinggal berempat bersama suami, ibuku dan adik terakhirku. Kamarku dan kamar adikku ada di lantai atas. Sedangkan ibu tidur sendiri di kamar lantai bawah. Bapak dan ibu selama kehidupan pernikahannya menjalani LDM jadi hanya waktu tertentu saja bapak dan ibu tidur bersama. Bapak lebih banyak memiliki waktu di Purbalingga sedangkan aku dan ibu tinggal di Banjarnegara.

Setiap Jumat pagi pasti ibu sudah sibuk dengan aneka macam sayur-mayur dan peralatan masak.

“Masak buat siapa Bu?” Seringkali kutanyakan seperti itu.

“Buat dibagiin di masjid Al Wafa dan buat temen-temen ibu di sekolah.” Jawab ibuku.

“Memangnya pesanan Bu?” Tanyaku lagi

“Nggak, ibu pengen shodaqoh aja mumpung hari Jumat.”

Memang benar sih banyak faedah kalau shodaqoh di hari Jumat. Ibuku mengajarkanku bahwa bershodaqoh tak melulu dengan uang namun dengan berbagi makanan seperti yang ibu lakukan juga bisa jadi alternatifnya.

Bahkan bershodaqoh makanan bisa jadi salah satu amal jariyah loh. Karena misalkan makanan yang kita shodaqohkan dimakan oleh orang Sholeh/Sholehah dan makanan itu menetap menjadi daging di tubuh orang Sholeh-sholehah maka segala aktivitasnya akan memberikan amal jariyah untuk diri kita.

Kadang ibuku juga membuatkan makanan untuk kubagi dengan rekan kerjaku di TK. Masya Allah ibuku selalu memberikan contoh yang kelak akan ditiru oleh anaknya.

Ternyata tak hanya Hari Jumat saja ibuku berbagi makanan. Ketika malam Senin ibuku sibuk mempersiapkan bahan-bahan yang akan dimasak sehingga esok paginya tinggal memasukkan semua bahan di tempat masak. Padahal malam itu ibu sedang tidak enak badan.

“Pesanan siapa Bu?” Tanyaku penasaran lagi

“Bukan pesanan siapa-siapa. Buat besok siapa aja yang belum sarapan di sekolah.” Jawab ibuku.

“Buat berapa orang Bu?”

“Ndak tau berapa, sebisanya ibu. Sebisa ibu kalau ada sisa pemasukan biaya dari usaha ibu, ibu masakkan untuk shodaqoh.”

Aku berdecak kagum sebenarnya dalam hati. Dari dulu hobi ibuku memang berbagi dan seringkali berbagi makanan adalah kebiasaan yang sering ibu lakukan.

Ibu, semoga anakmu kelak ini bisa punya otot berbagi sekuat dirimu tanpa harus menunggu pundi-pundi uang yang kumiliki penuh.

Aku ingin memiliki hobi sama sepertimu ibu.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like

Jangan Takut Bermimpi :D

Mimpi adalah kunciUntuk kita menaklukkan duniaBerlarilah tanpa lelahSampai engkau meraihnyaLaskar pelangi takkan terikat waktuBebaskan mimpimu di angkasaWarna bintang di jiwa Menarilah dan terus tertawaWalau dunia tak seindah surgaBersyukurlah pada Yang KuasaCinta kita di dunia selamanya Cinta kepada hidupMemberikan senyuman abadiWalau hidup kadang tak adilTapi cinta lengkapi kita Laskar pelangi takkan terikat waktuJangan berhenti mewarnaiJutaan mimpi di bumi Laskar pelangi takkan terikat waktu masih inget gak tuh sama lirik lagunya nidji yang dulu populernya tuh pake…