Apakah kamu sedang tertarik belajar IELTS?
Kalau iya, semoga tulisan ini bermanfaat untukmu ya.
Sejak SD aku sudah punya cita-cita ingin bisa kuliah di luar negeri. Kok bisa ya, masih SD udah kepikiran pengen kuliah di luar negeri?
Jadi, ceritanya seperti ini. Aku punya teman seangkatan saat SD. Ia selalu bercerita tentang bibinya yang merupakan ajudan presiden. Ia bercerita bahwa bibinya bisa pergi kemana saja mengikuti Pak Presiden, bisa ke luar negeri pula.
Sejak saat itu, dalam hati aku bertekad.
“Saat aku dewasa kelak, aku pengen bisa kuliah di luar negeri. Tapi nggak pakai uangku sendiri. Namun, pengennya dapat beasiswa.”
Seiring waktu berlalu, impian itu masih kugenggam. Namun, tak terlalu erat. Ternyata, usaha untuk bisa memperoleh beasiswa ke luar negeri perlu perjuangan.
Ceritaku Mempersiapkan Beasiswa
Semangatku untuk kuliah ke luar negeri semakin menggebu-gebu ketika aku sudah lulus kuliah dan menikah. Suamiku sangat mendukung aku bisa melanjutkan kuliah S2 di luar negeri sesuai impianku.
Berbeda, saat sebelum menikah. Karena aku anak perempuan semata wayang maka ibu hanya baru mengizinkanku untuk kuliah di luar negeri apabila aku sudah punya suami.
Nah, untung deh, satu tahun setelah lulus dapat tuh jodoh. Alhamdulillah punya jodoh yang satu visi.
Kita sama-sama punya impian bisa kuliah ke luar negeri. Perjalanan kami pun dimulai.
Beberapa bulan setelah musibah bahwa kehamilan pertamaku harus kurelakan karena janin tidak berkembang, ada info pembukaan beasiswa Australia Awards. Suamiku sangat bersemangat untuk mendaftar beasiswa ini.
Info beasiswa ini ibarat mata air di tengah padang pasir. Memberikan semangat lagi pada kami yang baru saja berduka.
Pikiran kesedihan kami teralihkan dengan kesibukan mempersiapkan berkas-berkas pendaftaran beasiswa. Terutama belajar untuk tes TOEFL.
Kami hanya punya waktu dua bulan saat itu untuk belajar TOEFL. Kami pun memaksimalkan waktu yang dimiliki untuk belajar.
Adapun syarat untuk bisa mendaftar beasiswa Australia Awards saat itu adalah 550. Maka, kami pasang target agar bisa mendapatkan skor diatas 550.
Kami yang tinggal di Banjarnegara pun memutuskan untuk mencari tempat tes TOEFL terdekat. Dan yang terdekat ada di kampusku tercinta, Undip.
Yeay! Nostalgia dan bisa reuni ketemu teman lama.
Singkat cerita kami mendaftarkan diri. Harga tes untuk satu orangnya adalah Rp. 550.000.
Bismillah, kami pun tes pada bulan Februari 2019.
Sekitar dua minggu kurang, sebenarnya sudah ada pengumuman skor yang diperoleh. Namun, karena aku sudah pulang ke Banjarnegara jadi aku nggak tahu hal itu.
Untungnya waktu itu ternyata ada adik tingkatku yang ikut TOEFL bareng aku. Tiba-tiba dia DM di Instagram menginfoka skor TOEFL milikku.
Wah excited dong! Jadi nggak perlu bolak-balik ke Semarang?
Terus bagaimana hasilnya?
Ternyata, masih jauh dari skor minimal. Skor yang aku dapat 490, sedangkan skor yang suamiku dapat 470.
Well, kami pun harus menerima kenyataan untuk tidak mendaftar beasiswa Australia Awards pada tahun 2019 ini.
Karena, bila kami harus tes ulang, waktunya bisa melebihi tenggat waktu pendaftaran beasiswa.
Kami pun berpikiran positif bahwa mungkin ini belum waktu yang tepat.
Sebulan setelah tes itu, eh alhamdulillah aku hamil lagi. Mungkin diminta untuk mengurus baby dulu kali ya.
Meskipun kami harus menunda perjalanan meraih beasiswa ini. Bukan berarti kami diam saja.
Aku pun tetap berikhtiar dengan belajar IELTS. Loh kok jadi belajar IELTS?
Udah sejak lama aku penasaran untuk belajar IELTS. Karena katanya, tes IELTS itu lebih mahal dan susah.
Pengalaman Belajar IELTS Pertama Kali
Aku merasa bersyukur dengan adanya pandemi ini, mengapa? Aku bisa belajar banyak hal hanya dari rumah dan kebanyakan kelas yang aku ikuti GRATIS.
Pernah, saat awal pandemi ada sebuah kelas gratis tentang belajar IELTS. Langsung deh auto ikut kelasnya.
Dari kelas itu aku paham secara garis besar tentang tes IELTS. Aku jadi tersadar bahwa tes IELTS memang beda banget dengan tes TOEFL.
Jadi, tes TOEFL ada dua jenis yakni TOEFL ITP (Instituional Testing Program) dan TOEFL iBT (Internet Based Test)
Kalau tes TOEFL ITP yang diujikan ada tiga sesi ujian yakni listening, structure and written expression dan reading comprehension.
Sedangkan tes TOEFL iBT ada empat sesi ujian yakni reading, listening, speaking and writing. TOEFL iBT itu dikerjakan lewat komputer dan jawabannya akan langsung dikirimkan ke lembaga pengujinya yakni ETS.
Kalau IELTS yang diujikan hampir sama seperti TOEFL iBT yakni listening, reading, writing dan speaking. Hal yang paling membedakan adalah cara pengerjaannya.
Kalau soal TOEFL itu layaknya ujian nasional yang semuanya menggunakan pilihan ganda. Maka IELTS itu cara mengerjakannya dengan menuliskan jawabannya langsung.
Jadi, menurutku memang IELTS adalah tes yang cukup menantang bagiku. Sehingga aku penasaran. Makanya aku ingin belajar.
Cara Belajar IELTS yang Menyenangkan
Kursus IELTS Preparation |
Belajar IELTS menjadi hal yang baru bagiku. Karena selama ini yang aku kenal hanya belajar TOEFL. Keinginanku untuk belajar IELTS bersambut dengan kesempatan.
Aku dapat kesempatan untuk belajar di lembaga kursus IELTS online yang bernama lister.
Aku masuk di kelas IELTS preparation dengan enam belas kali pertemuan.
Bagiku cara belajar IELTS yang menyenangkan adalah dengan belajar pada ahlinya. Dengan belajar pada ahlinya, aku bisa dapat ilmu yang bisa dipahami.
Selain belajar pada ahlinya, tentu belajar bersama teman-teman itu lebih menyenangkan. Nah, di lister meskipun kursus IELTS online tapi rasa offline.
Aku masuk di kelas IELTS Prep yang edisi tanggal 10 Agustus 2020.
Kelas IELTS Prep yang aku ikuti ada enam belas kali pertemuan. Pertemuannya via video conference dengan menggunakan aplikasi zoom. Enam belas kali pertemuan itu dengan rincian sebagai berikut:
– Pertemuan materi Listening sebanyak 4 kali
– Pertemuan materi Reading sebanyak 4 kali
– Pertemuan materi Writing Task 1 sebanyak 2 kali
– Pertemuan materi Writing Task 2 sebanyak 2 kali
– Pertemuan materi Speaking sebanyak 2 kali.
– Pertemuan membahas progress test day 1 sebanyak satu kali yang membahas writing & listening.
– Pertemuan membahas progress test day 2 sebanyak satu kali.
Jam belajarnya pun diambil waktu saat malam hari mulai pukul 19.30 s.d 21.00. Satu minggu ada empat kali pertemuan dimulai dari hari Senin sampai Kamis.
Sehingga enam belas kali pertemuan bisa selesai dalam waktu satu bulan.
Hal yang aku sukai dari kelas IELTS Prep di lister adalah pembahasan materinya lebih dalam, terus dikasih trik juga.
Selain itu suasana yang interaktif antara tutor dengan peserta kursus membuat kelas ini hidup.
Oh ya, kelas yang aku ikuti ini nggak terlalu banyak jumlah pesertanya, jadi semacam kelas kecil. Untuk kelancaran komunikasi, kami dimasukkan ke grup WhatsApp.
Kelasku diampu oleh Miss Wirdatul Aini yang ramah sekali. Panggilannya Miss Wirda. Pas aku baru masuk aja disambut dengan hangat. Miss Wirda pun membawakan materi dengan mudah dipahami.
Cara belajarnya, biasanya Miss Wirda akan membagikan handout materi yang akan dipelajari sebelum waktu nge-zoom dimulai.
Kemudian saat di zoom nanti, Miss Wirda akan mengupas slide demi slide handout sembari memancing keaktifan para peserta.
Materi Writing di Lister |
Hal yang aku suka lagi adalah ada pengerjaan studi kasus, misalnya dalam materi writing. Jadi tidak hanya sekedar tips-tips saja. Namun, ada bedah kasus dan dianalisis.
Harga untuk kelas IELTS Prep dengan 16 kali pertemuan dalam kategori kelompok harganya sebesar Rp. 799.000. Harga itu sudah termasuk diskon 50% dari harga awalnya yakni Rp. 1.600.000.
Oh ya, jangan khawatir misal kamu nggak bisa ikut sesi live-nya karena selalu ada rekaman dari setiap pertemuan biar bisa kamu ulang-ulang lagi.
Tertarik buat belajar IELTS di lister?
Sekilas Tentang Lister
Dari tadi ngomongin lister, sebenarnya apa itu lister?
Coba deh buka lister.co.id, maka kamu akan dapati banyak informasi. Jadi, lister ini adalah One Stop Learning Platform buat kamu yang pengin meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.
Kamu bisa belajar dari mana saja, kapan saja, dengan tutor yang kompeten. Kamu bisa milih belajar one on one dengan tutor atau dengan kelompok.
Pilihan programnya pun beragam. Lihat jenis kelas yang beragam dan spesifik bikin mupeng pengen aku ikuti semuanya. Nggak hanya cuma bahas TOEFL atau IELTS, bahkan ada kursus belajar GRE atau GMT. Wow. itu yang bikin aku mupeng.
Silahkan yang pengen belajar IELTS bisa langsung kunjungi web lister ya. Selamat belajar IELTS dengan menyenangkan.