Ketika hidupmu terasa kacau balau dan kosong, tiba-tiba kamu dihadapkan dua pilihan yang berat yakni memilih Drop Out (DO) kuliah atau pergi haji pada saat yang bersamaan, pilihan mana yang kamu pilih?
Itulah pilihan yang dirasakan oleh teman inspiratifku, Ranitya Nurlita. Aku telah mengenalnya semenjak kita berada dalam forum lingkungan yang sama di Jakarta pada tahun 2014. Dan ia memilih mengikhlaskan jika memang di-DO kuliahnya. Namun, akhir cerita ini mengejutkan!
Ranitya Nurlita yang biasa kupanggil Kak Lita ini punya cerita yang memotivasiku untuk segera pergi haji di usia muda. Kak Lita sudah menjalankan rukun islam yang kelima yakni haji pada tahun 2017. Ceritanya pun akan membuat tercengang orang yang mendengarnya.
Bagaimana ceritanya? Izinkan aku menceritakan kisah inspiratifnya berikut ini.
Panggilan haji sudah Kak Lita dapatkan pada tahun 2006 saat orang tuanya mendaftarkannya haji. Pada tahun itu, Kak Lita merasa panggilan itu seperti biasa saja. Hingga pada saatnya tiba, panggilan haji itu seperti benar-benar panggilan Allah pada hamba yang dirindukan-Nya.
Tahun 2017 adalah tahun keberangkatan Kak Lita untuk haji di usianya yang masih kepala dua. Namun, menuju waktu keberangkatannya banyak hal-hal yang membuat hidup Kak Lita serasa kacau balau dan juga kosong.
Hal-hal yang membuat hidup Kak Lita kacau balau adalah perihal kuliahnya. Kak Lita merupakan angkatan 2010 yang punya waktu maksimal lulus selama 7 tahun.
Selama kuliahnya Kak Lita sering menorehkan prestasinya bagi universitasnya, IPB. Kak Lita juga sering pergi ke luar negeri untuk acara konferensi, pertukaran pelajar, dan kegiatan kepemudaan lainnya.
Kak Lita sudah mendapatkan surat peringatan Drop Out (DO) yang pertama pada tahun 2016 sebelum keberangkatannya ke Jepang.
Kemudian tahun 2017 surat peringatan Drop Out datang lagi pada bulan Juli 2017. Padahal pada tanggal 31 Juli 2017, Kak Lita sudah harus berangkat haji.
Ada kegalauan yang muncul. Haruskah Kak Lita memilih untuk menyelesaikan urusannya agar terhindar dari Drop Out, ataukah memilih untuk pergi haji? Rasanya saat itu Kak Lita dihadapkan pada pilihan untuk memilih dunia atau akhirat.
Kak Lita saat itu bingung tak tahu harus melakukan apa. Hal pertama yang ia lakukan adalah sholat taubat dan kemudian berkonsultasi pada seniornya dan saran yang ia dapat adalah untuk memilih urusan akhirat yakni pergi haji.
Sebelum Kak Lita berangkat, ia masih memperjuangkan haknya dengan bernegosiasi pada pihak kampus dengan menyiapkan dokumen torehan prestasi yang telah ia ukir untuk almamater tercintanya.
Berangkatlah Kak Lita untuk haji. Keberangkatannya pergi haji membuat hatinya bergetar merasakan bahwa ini adalah panggilan cinta Allah pada hamba-Nya yang terpilih. Namun, ternyata ujian tak berhenti juga.
Pada tanggal 22 Agustus 2017, belum juga Kak Lita melakukan wukuf di Arafah, muncullah kembali surat peringatan Drop Out (DO) yang meminta Kak Lita untuk segera menyelesaikan urusan kuliahnya sampai dengan 31 Agustus 2017 dan tak ada pengecualian.
Orang tua Kak Lita panik, namun tidak dengan Kak Lita. Orang tua Kak Lita menelpon berbagai universitas yang punya jurusan seperti Kak Lita untuk menanyakan kesempatan transfer jurusan di universitas tersebut.
Bahkan bapaknya Kak Lita sampai harus jauh-jauh dari Bojonegoro ke Bogor untuk menemui dosen Kak Lita. Karena saat itu bapaknya Kak Lita belum ikut berhaji, baru Kak Lita, Ibunya dan kakaknya saja.
Kak Lita tetap santai saja dengan keyakinan ia sekarang ada di belahan bumi yang mustajab untuk berdoa dan ia akan wukuf di arafah juga. Ia menenangkan bapaknya,
“Pak, tenang, saat wukuf arafah kan janji Allah semua doa akan Allah ijabah. Insya Allah semuanya akan ada jalan keluarnya.”
Dan benar saja.
Setelah selesai haji pada tanggal 11 September 2017, sesampainya Kak Lita di Bojonegoro pada malam hari, paginya ia langsung berangkat ke bogor.
Alhamdulillah Kak Lita kembali diberi kesempatan satu bulan untuk menyelesaikan kuliahnya. Dan tepat sehari sebelum batas surat peringatan DO yang terakhir yakni tanggal 12 Oktober 2017, Kak Lita sudah dinyatakan lulus.
Sehingga dilema antara memilih Drop Out atau Haji terjawab, Kak Lita bisa tercegah dari Drop Out dan juga bisa khusyuk melakukan ibadah haji. Selain itu, ada banyak perubahan positif dan keberkahan yang Kak Lita rasakan.
Dari cerita Kak Lita, apa yang bisa kita ambil?
Ketika kita memprioritaskan tujuan akhirat diatas urusan dunia, Allah akan membukakan jalan keluar yang tak disangka-sangka dan keberkahan lainnya.
Mungkin setelah membaca cerita Kak Lita, kamu akan bertanya-tanya bahwa Kak Lita beruntung memiliki orang tua yang berpunya dan mendaftarkannya pergi haji, lantas bagaimana dengan kita yang orang tua pas-pasan atau bahkan kita sendiri pun belum punya cukup uang untuk pergi haji?
Jawabannya adalah mulailah dengan memantaskan diri dari hal sekecil apapun.
Melalui artikel ini aku akan membagikan hal-hal apa saja yang bisa kita gunakan untuk memantaskan diri hingga akhirnya Allah memberi jalur percepatan pada kita untuk segera haji di usia muda.
Sebelum itu, izinkan aku menceritakan sebuah kisah nyata yang menginspirasi lagi.
Meski konteksnya bukan haji, tapi umroh, semoga tetap menginspirasimu untuk memantaskan diri mendapatkan panggilan-Nya ke tanah suci.
Ini adalah cerita seorang supir taksi. Supir taksi ini selalu mengenakan peci putih setiap kali ia pergi mencari penumpang.
Suatu ketika, ada penumpangnya yang bertanya,
“Pak, penampilan bapak, kok, berbeda dengan supir lainnya. Supir taksi lainnya cukup menggunakan seragam, tapi bapak, kok, memakai peci putih?”
Sang supir taksi itu tersenyum dan menjawab, “Saya ini ingin pergi umroh, pak. Karena uangnya belum ada, saya coba melakukan hal yang bisa saya lakukan dulu yakni dengan memakai peci putih ini sembari mengumpulkan uang. Semoga dengan ini, Allah segera panggil saya ke tanah suci.”
Si penumpang pun merasa kagum dengan jawaban tersebut. Ketika penumpang tersebut sudah turun, si supir kaget ketika melihat cek sebesar jumlah uang yang dibutuhkan untuk umroh.
Allahu Akbar. Allah benar-benar memanggilnya ke tanah suci.
Cerita inilah yang semakin mendorong motivasiku untuk terus memantaskan diri. Dari cerita ini aku pun memulai langkah pemantasan diriku dengan membeli gamis berwarna putih dan hitam yang kelak bisa aku gunakan untuk beribadah di tanah suci. Semoga Allah mudahkan jalanku bersama keluarga kecilku untuk segera berhaji. Aamiin.
Ini pertanyaan yang sering menggelitikku dan aku yang ada di posisi itu bisa menjawabnya. Bagiku pribadi hal yang membuatku belum segera pergi haji adalah masalah keuangan. Karena aku tak ingin hanya pergi sendirian, tapi bisa pergi haji bersama suami dan anakku.
Sebenarnya sudah berapa banyak generasi muda yang mendaftar haji? Ketika aku melihat data waiting list nasional yang ada di SISKOHAT (Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu) Kementerian Agama, ternyata jumlah pendaftar haji usia muda yang berkisah 20-30 tahun masih kalah jauh dengan pendaftar haji di usia 30 ke atas.
Dari data berikut, rentang usia 40-50 tahun dan 50-60 tahun adalah yang paling mendominasi. Asumsiku adalah rentang usia tersebut mereka sudah memiliki kemapanan ekonomi.
Selain itu ada beberapa faktor yang membuat generasi muda belum juga segera pergi haji di usia muda. Ada tiga faktor utama yang kuamati yakni
Ketika aku melihat data waiting list Kementerian Agama, aku tertegun ketika melihat masa tunggu yang lama.
Masa tunggu yang paling pendek ada pada masa tunggu 11 tahun yang ada pada Kabupaten Maluku Daya Barat dan yang paling lama adalah 46 tahun di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.
Sedangkan masa tunggu di provinsi tempatku tinggal yakni Jawa Tengah mencapai 32 tahun. Sehingga jika aku mendaftar saat usiaku 30 tahun, aku baru bisa berangkat di usia 64 tahun.
Haji ini memang berbeda dengan umroh.Jika umroh tak ada batasan kuota karena bisa dilakukan kapan saja, sedangkan haji ada kuotanya karena seluruh dunia akan melakukan haji pada bulan yang sama yakni bulan Dzulhijah.
Nah, di Indonesia sendiri penetapan kuotanya adalah seperti ini. Kuota haji akan disesuaikan dengan kebijakan Pemerintah Arab Saudi.
Pemerintah melalui Kementerian Agama akan menetapkan kuota haji nasional (yang mencakup kuota haji reguler dan khusus) dan kuota provinsi.
Selanjutnya gubernur akan menentukan kuota kabupaten atau kota dengan memperhatikan kebijakan dari Kementerian Agama berdasarkan asas keadilan dan proporsionalitas.
Nah, keuangan inilah sebenarnya menjadi hal pertama yang perlu dipertimbangkan. Karena biaya haji dari tahun ke tahun naik dari sisi rupiah.
Untuk tahun 2023 ini, pemerintah baru saja mengumumkan bahwa ongkos naik haji (ONH) per jemaah adalah Rp49.800.000 yang cukup berbeda dengan ONH tahun 2022 yang berjumlah Rp39.886.009.
Itu adalah ongkos naik haji reguler. Jika kamu ingin mengambil haji plus atau mungkin haji furoda yang saat ini sedang cukup populer maka harganya tentu jauh lebih mahal.
Terlepas dari faktor-faktor yang membuat kita susah untuk bisa haji di usia muda yakni karena masa tunggu, kuota, dan masalah keuangan. Aku masih yakin bahwa pergi haji di usia muda itu mudah dan insya Allah akan ada jalannya bagiku suatu saat nanti.
Keyakinan itu semakin kuat ketika mengingat lagi alasan kenapa kita perlu pergi haji di usia muda.
Masih ingat rukun islam? Ada berapa rukun islam?
Ya, ada lima dan rukun islam kelima ini memang diwajibkan bagi yang mampu secara harta dan juga fisik.
Alangkah indahnya ketika masih muda kita sudah bisa melengkapi rukun islam yang kelima.
Sehingga, ketika kita menghadap-Nya nanti minimal bekal-bekal dasar kita sudah tercukupi dengan baik melalui terlengkapinya rukun islam kita yang kelima.
Ibadah haji bisa dibilang akan banyak menghabiskan tenaga fisik kita. Karena itu, ketika kita masih muda, pikiran dan fisik masih kuat maka kita akan bisa lebih maksimal dalam beribadah.
Masih ingat cerita Kak Lita di atas? Ketika dihadapkan kebingungan antara dua hal yakni menyelesaikan kuliahnya atau pergi haji, ternyata Kak Lita bisa mendapatkan keduanya.
Kalau kita berbicara tentang keberkahan hidup kita di dunia, dengan berhaji Allah menjanjikan kepada hamba-Nya bahwa mereka yang berhaji akan dihilangkan dosa dan kefakiran.
Dari Abdullah bin Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
تَابِعُوا بَيْنَ الْحَجِّ وَالْعُمْرَةِ فَإِنَّهُمَا يَنْفِيَانِ الْفَقْرَ وَالذُّنُوبَ كَمَا يَنْفِى الْكِيرُ خَبَثَ الْحَدِيدِ وَالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَلَيْسَ لِلْحَجَّةِ الْمَبْرُورَةِ ثَوَابٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.” (HR. An Nasai no. 2631, Tirmidzi no. 810, Ahmad 1/387. Kata Syaikh Al Albani hadits ini hasan shahih)
Apa hal yang membahagiakan bagi seorang muslim? Surga, itulah hal yang paling membahagiakan. Dan apabila kita melakukan haji tanpa disertai syirik maka surga pantas untuk kita.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلاَّ الْجَنَّةُ
“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.” (HR. Bukhari no. 1773 dan Muslim no. 1349). An Nawawi rahimahullah menjelaskan, “Yang dimaksud, ‘tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga’, bahwasanya haji mabrur tidak cukup jika pelakunya dihapuskan sebagian kesalahannya. Bahkan ia memang pantas untuk masuk surga.” (Syarh Shahih Muslim, 9/119)
Kalau secara rupiah, ongkos naik haji terasa semakin mahal, maka jika kita ganti perspektif kita dari nilai emas, nilainya justru semakin turun.
Bayangkan jika tahun 2005 emas seberat 190,83 gram baru bisa memberangkatkan haji satu orang saja. Namun, di tahun 2022 bisa untuk memberangkatkan kurang lebih 3 orang.
Sekarang pergi haji itu semakin mudah. Jika kita melihat ke belakang pergi haji menjadi perjalanan paling panjang karena saat itu belum ada pesawat.
Masih kuingat novel karangan Tere Liye yang berjudul Rindu yang mengisahkan tentang perjalanan haji. Jemaah haji menghabiskan berbulan-bulan lamanya untuk ke Baitulloh bahkan ada yang meninggal di perjalanan dan jenazahnya harus dibuang di tengah laut.
Betapa Allah telah memberikan kita kemudahan, tapi pertanyaannya apakah kita mau memanfaatkannya. Inilah lima cara mudah untuk mendaftarkan pergi haji di usia muda.
Kabar baiknya pendaftaran haji reguler selalu terbuka setiap hari kerja. Caranya pun cukup mudah asalkan kamu memenuhi syarat berikut:
1. Beragama Islam
2. Berusia minimal 12 tahun
3. Belum pernah pergi haji dalam kurun waktu 10 tahun
4. Mengumpulkan dokumen yang dibutuhkan seperti KTP, KK, Akta kelahiran, Pas foto, tabungan atas nama yang bersangkutan.
Jika kamu sudah memenuhi syarat tersebut maka hal yang perlu kamu lakukan adalah mengikuti petunjuk yang ada pada video berikut ini
Bila kamu diberi keleluasaan rezeki oleh Allah, saranku kamu prioritaskan untuk bisa haji terlebih dahulu. Pilihan berikutnya adalah dengan Haji Plus yang masa tunggunya jauh lebih singkat yang berkisar dari 2 – 8 tahun. Namun, memang biayanya lebih mahal berkisar dari Rp150 juta- Rp160 juta.
Fasilitas yang didapat pun akan lebih baik dari haji reguler misal lebih dekat ke masjid Nabawi, masjidil Haram, dan jamarat.
Haji Furoda ini sempat sangat populer semenjak pasca COVID-19. Meski biayanya fantastis, peminatnya pun bombastis.
Haji Furoda ini diperuntukkan untuk kamu yang ingin pergi haji tanpa harus antre dan ini diatur juga oleh Kementerian Agama. Haji Furoda ini menggunakan visa mujamalah yang dikeluarkan oleh setiap kedutaan tanpa menunggu antrean.
Biayanya pun berkisar Rp200 jutaan hingga Rp300 jutaan dengan fasilitas yang berbeda pula dengan haji plus atau reguler.
Ada cerita dari temannya Kak Lita yang pergi haji dengan mudah ketika mendapatkan beasiswa S2 di Inggris. Temannya Kak Lita menyisihkan uang beasiswanya agar bisa pergi haji dan kesampaian.
Kamu bisa haji tanpa antre jika kamu pergi dari negara lain. Itu juga berlaku ketika kamu kerja di luar negeri dan ingin berhaji.
Jika kamu berprofesi di bidang kesehatan ada cara mudah untuk langsung haji yakni dengan mendaftar menjadi tenaga kesehatan yang mendampingi jemaah haji. Inilah juga yang didapatkan oleh Bibiku yang bisa langsung haji ketika terpilih menjadi tenaga kesehatan haji.
Dari lima cara tersebut, mana yang ingin kamu lakoni?
ih ingat cerita supir taksi yang memantaskan diri agar bisa ke tanah suci dengan menggunakan peci putih setiap hari? Nah, kira-kira cara apa yang akan kamu lakukan untuk memantaskan diri menjemput keajaiban agar bisa pergi haji di usia muda?
Ini ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan agar mudah pergi haji di usia muda. Apa sajakah itu?
Islam itu sungguh masya Allah ya, ketika kita niat berbuat kebaikan saja sudah dihitung pahala. Apalagi niat ingin pergi haji. Kuatkan niat itu dalam hati dan bersungguh-sungguhlah dalam berusaha. Niat ini ibarat cara kita menarik perhatian Allah.
Seberapapun penghasilan yang kita punya, sisihkan terlebih dahulu untuk bersedekah. Sedekah adalah tabungan kita bahkan bisa kita sebut investasi. Karena pengembalian dari sedekah tersebut seringkali berkali-kali lipat dan tak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Jika sudah bersedekah maka sisihkan uang untuk membuka tabungan haji. Karena itu jadi awal konkret mewujudkan impian mulia ke tanah suci. Karena salah satu langkah awal mendaftarkan haji di Kementerian Agama adalah dengan membuka buku tabungan haji di BPS BPIH (Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji) yang ditetapkan oleh Kementerian Agama.
Kita bisa membuka tabungan haji di Bank Mega Syariah. Tabungan Haji yang ada di Bank Mega Syariah biasa disebut dengan Tabungan Haji iB.
Jenis akad yang digunakan dalam tabungan haji iB Bank Mega Syariah adalah akad Mudharabah Mutlaqah. Akad Mudharabah Mutlaqah ini mengatur kerjasama antara kedua belah pihak secara sah dan mengatur juga bagi hasil atau nisbah yang akan diterima oleh pemilik modal.
Tabungan haji ini bisa dibilang sama cara kerjanya dengan tabungan pada umumnya. Kita bisa menabung dengan nominal yang sama dan rutin. Hingga nanti ketika sudah mencapai nilai Rp25 juta, pihak Bank akan menyetorkan ke Kementerian Agama untuk memproses mendapatkan antrean haji.
Ini beberapa manfaat penting membuka tabungan haji iB Bank Mega Syariah:
Kalau kamu belum terbayang simulasi menabung haji, maka ini alur secara sederhananya bila kamu membuka tabungan haji iB Bank Mega Syariah
Dari simulasi di atas ternyata mudah bukan merencanakan haji dengan tabungan haji?
Menurut Sales and Distribution Deputy Division Head Bank Mega Syariah, Jerry Arnold kepada Republika, pada tahun 2022 sudah ada sekitar lebih dari
Angka pertumbuhan akuisisi porsi haji naik sebesar 6,4% dibandingkan tahun 2021. Wah, dari data tersebut, tabungan iB haji sudah tidak diragukan lagi, ya.
Menabung jadi tenang dengan akad mudharabah mutlaqah dapat bagi hasil pula sebesar 0.1% mengikuti profit distribution setiap bulannya.
Tak perlu pusing dengan biaya admin bulanan karena gratis
Dari anak kecil hingga dewasa semua bisa
Tak perlu pusing dengan pengaturan porsi haji
Apa saja syarat dan ketentuan untuk membuka tabungan haji iB Bank Mega Syariah.
Pertama, kamu perlu punya dokumen berikut ini:
Ini juga adalah kunci terpenting, ketika kita istiqomah dengan ibadah kita, tak hanya yang wajib saja bahkan yang sunnah pun kita lakukan maka insya Allah percepatan kita dipanggil menjadi tamu Allah pun akan semakin cepat.
Kalau kita pergi haji tanpa bekal maka akan sia-sia segala yang kita lakukan di sana nanti. Bahkan jangan sampai kita melakukan kesyirikan karena kita tidak membekali diri dengan ilmu haji yang sesuai tuntunan. Jika kita benar-benar melakukan ibadah haji tanpa kesyirikan maka insya Allah kita akan menjadi haji yang mabrur dan surga menjadi layak untuk kita.
Setelah uraian panjang lebar dan beberapa cerita inspiratif, langkah awal apa yang akan kamu lakukan untuk menjemput keajaiban panggilan haji?
Saranku, mumpung lagi pegang THR, nih. Segera buka tabungan haji di Bank Mega Syariah yang kredibilitasnya sudah tak diragukan.
Sekarang sudah zamannya mudah untuk haji muda. Ayo, kejar kemudahan itu bersama tabungan haji iB Bank Mega Syariah.