Kebaikan 3 0n 3

Pada pagi hari, kebaikan apakah yang kau rencanakan untuk orang-orang di sekitarmu?

Pada siang hari, sudahkah kau mulai melakukan kebaikan yang telah kau rencanakan?

Pada sore hari, sudahkah kebaikan itu terlaksana?

Pada malam hari, sudahkah kita ikhlas melakukan semua kebaikan itu?

Waktu terus berjalan dan perjalanan kita di dunia ini makin berkurang seiring waktu yang bertambah. Namun sudahkah kita introspeksi diri selama ini lebih banyak mana antara kebaikan yang kita buat dengan keburukan yang kita buat?

Mari kita introspeksi diri bersama!

Menjadi bagian komunitas perempuan terbesar di Indonesia yakni komunitas Ibu Profesional membuatku belajar banyak. Belajar meskipun perempuan disibukkan dengan kegiatan domestik, rumah tangga atapun kegiatan publik tapi perempuan harus tetap belajar, berkarya, berbagi, bermanfaat dan berdampak.

Kini sistem di Institut Ibu Profesional sedang dirombak agar lebih tersistematis. Kini Ibu Profesional memasuki New Chapter 2020. Setiap member diberikan kebebasan untuk memilih komponen yang paling membuatnya bahagia. Ada komponen sejuta cinta, institut, komunitas, KIPMA, dan sekreg.

Aku memutuskan untuk memilih komponen sejuta cinta yang aku yakini adalah komponen yang membuatku bahagia. Karena sudah lama aku merindukan untuk berkegiatan sosial. Dulu saat kuliah, aku aktif mengikuti kegiatan sosial dan itu membahagiakanku. Melihat senyuman tulus orang yang kita bantu rasanya ada kebahagiaan yang tidak terdefinisikan.

Aku masuk menjadi member ibu profesional beberapa bulan sebelum menikah dan itu menghapus ketakutanku untuk menikah. Karena bayanganku setelah menikah aku hanya jadi seperti ibu-ibu biasa dengan kegiatan monoton. Beruntung sekali bertemu dengan komunitas ini.

Aku menemukan lingkaran yang positif dan mengajakku untuk terus bertumbuh. Aku sudah lulus di perkuliahan Kelas Matrikulasi dan kini sedang menjalani perkuliahan bunda sayang batch 5.

Untuk meluaskan kontribusiku aku ikut menjadi bagian pengurus Ibu Profesional Banyumas Raya. Tahun pertama aku masuk di tim online dan sekarang aku diamanahi menjadi leader sejuta cinta Ibu Profesional Banyumas Raya.

Nah, setiap komponen ada edukasinya masing-masing dan kini aku sedang mengikuti kelas habituasi sejuta cinta ibu profesional.

Materi pertama kita belajar tentang empati. Ternyata beda loh empati dan simpati. Empati adalah feeling in sedangkan  Simpati adalah feeling with.

Apa bedanya simpati dengan empati?

Empati adalah kita ikut merasakan apa yang orang rasakan. Kita seolah-oleh memposisikan diri kita pada kondisi orang lain dan endingnya adalah kita berbuat sesuatu untuk membantu orang tersebut.

Sedangkan simpati adalah kita merasakan bersama dengan orang lain. Jadi kita berbagi atau mengerti perasaan orang lain.

Secara sederhana empati itu adalah peduli. Kita bisa mengasah rasa empati kita dengan berbagai cara seperti:

  1. Mulai mengenal perasaan diri sendiri.
  2. Menyediakan waktu untuk bermuhasabah diri sendiri.
  3. Mencoba melihat dan memandang masalah dengan sudut pandang orang lain.
  4. Menjadi pendengar yang baik.
  5. Menghayati fenomena yang terjadi di sekitar.
  6. Melatih diri untuk berkorban untuk orang lain.
Cara-cara itu yang diajari di kelas habituasi sejuta cinta ibu profesional. Nah setelah itu kita diberi tantangan untuk melakukan tiga kebaikan pada tiga orang yang berbeda dan apa yang kita rasakan.
Aku pikir cara ini secara sederhana bisa membantu melatih empati kita. Bukan bermaksud pamer namun ingin mengikat rasa maka inilah tiga kebaikan yang aku lakukan untuk tiga orang yang berbeda.
Pertama, Kebaikan Untuk Suami

Setelah menikah maka surgaku telah berpindah pada suami. Rasanya selama ini suamiku telah banyak sekali memberikanku kebaikan. Doaku dan doa ibuku terkabul, aku memiliki suami yang eman dan sangat lemah lembut terhadapku. Beliau tak banyak menuntut. Bahkan setelah mempunyai bayi, beliaulah yang mencuci pakaiannya karena aku masih sibuk dengan menyusui si bayi.
Tiga kebaikan yang kupersembahkan untuknya adalah
Menyediakan air minum hangat setelah ia pulang bekerja.

Hidup dengan dua asisten rumah tangga membuat segala pekerjaan domestik terdelegasi dan salah satunya adalah masak. Aku masih jarang masak untuk suamiku karena aku juga tidak terlalu suka memasak. Namun aku selalu berusaha menyediakan makanan untuk suamiku seperti mengambilkan piring, minuman hangat. 
Kemarin selesai pulang bekerja dan menembus hujan, aku mengambilkan air minum putih hangat. Walau aku tahu suamiku bisa sendiri namun aku ingin mendapat pahala dari melayaninya. Rasanya senang bisa melayani suamiku, meski aku tak masak sendiri. 
Memberikan waktu me time dari kegiatan rumah tangga.

“Dek nanti gantian ya jaga Salman, mas pengen belajar CAT.” pinta suamiku. Aku menyanggupinya dan aku mengurus Salman yang masih 1,5 bulan tanpa harus mendistraksi waktu me time suami.
Rasanya ada kelegaan sendiri ketika memberikan suami waktu me time-nya. Suamipun menjadi lebih bersemangat dalam mengurus Salman sesudah selesai waktu me time-nyal. 
Menyemangati ketika akan bekerja.

Sepele sih sebenarnya. Ketika suami pamitan akan bekerja, aku yang masih menggendong Salman menyemangati suamiku.
“Semangat ya ayah bekerjanya.” ucapku.
Setelah itu ada perasaan tenang ketika melepas suami bekerja. 
Nah itu tiga kebaikan untuk suamiku. selanjutnya adalah kebaikan untuk ibuku.
Kedua, Kebaikan untuk Ibu.

Bila orang-orang bilang ayah adalah cinta pertamanya maka bagiku ibu adalah cinta pertamaku. Karena dari kecil aku tumbuh besar bersama ibu sedangkan ayah beda rumah karena pekerjaan. Inilah kebaikan sederhana yang aku persembahkan untuk ibu.
Mengajak Salman bermain dengan ibu ketika pagi dan sore hari.

Hampir dua tahun pernikahanku dan aku masih tinggal dengan ibu karena faktor ibu yang tinggal sendirian di rumah. Rumah ibuku terdiri dari dua lantai dan kamarku ada di lantai kedua. Untuk menghibur ibuku maka setiap pagi dan sore aku ajak Salman bermain bersama ibu di lantai bawah. 
Perasaan yang kurasakan adalah rasanya senang ketika melihat ibu ceria bermain dengan Salman.
Menemani ibu sampai ibu masuk kamar di malam hari.

Beda tempat tinggal dengan bapak membuat sekarang ibu tidur sendirian karena aku telah bersuami. Ibu pernah berkata bahwa ia takut sendirian ketika hujan. Maka setiap kali malam hari setelah aku selesai mengurus Salman. Aku turun ke lantai bawah untuk menemani ibu dan mengobrol dengan beliau. Aku baru naik ketika ibu akan masuk ke kamarnya.
Perasaan yang kurasakan adalah lega dan menghilangkan perasaan merasa bersalahku.

Membuatkan ibu lemon tea.

Akhir-akhir ini aku dan ibu sangat menyukai membuat lemon tea buatan sendiri. Ibu membeli lemonnya dan aku yang ,membuatkan tehnya. Kemarin saat hujan aku membuatkan lemon tea hangat untukku dan juga untuk ibu.
Perasaan yang kurasakan adalah senang bisa melayani ibu lagi seperti dulu ketika sebelum makan aku menyiapkan piring makan dan air minum untuk beliau.
Itulah kebaikan untuk ibuku, dan yang ketiga adalah kebaikan untuk anakku tersayang, Salman.

Ketiga, Kebaikan Untuk Salman.

Tersenyum setiap memegang Salman.

Menjadi ibu adalah pekerjaan 24 jam.Rasanya waktu untuk me time dan melakukan hobi kesukaan itu sangat berkurang. Hobiku adalah menulis. Kadang baru menulis beberapa kalimat saja Salman sudah menangis minta menyusui atau digendong. Maka dari itu aku bertekad untuk selalu tersenyum ketika bersama Salman agar menghilangkan perasaan merasa terbebani karena waktu untuk me time berkurang.
Perasaan yang kurasakan adalah lebih tenang dan ceria ketika mengurus salman.
Menggendong Salman.

Digendong adalah kebutuhan bayi. Bayi suka sekali digendong karena seperti di alam rahim. Semenjak mengikuti kelas gendongan online aku memutuskan untuk beli gendongan SSC Ultimo dari cuddle me. Aku bisa menggendong dengan ilmu yang kuperoleh. Rasanya senang sekali ketika Salman digendong M-shape dengan SSC dan ia tertidur pulas dalam gendonganku.
Bercerita pada Salman.

Kesukaanku sekarang adalah mengajak Salman bercerita. Karena dengan bercerita bisa menstimulasi kemampuan bahasanya. Senang sekali rasanya bisa bercerita kepada Salman dan Salman merespon dengan gumamannya dan senyumannya yang manis sekali.
Itulah pengikat rasa atas kebaikan yang aku lakukan. 
Aku jadi terinspirasi untuk selalu merencanakan kebaikan apa yang ingin aku lakukan dan untuk siapa kebaikan apa yang akan aku lakukan.
Mari menabung bekal akhirat dengan terus menebar kebaikan. 🙂

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like