Inilah 56 Kompetensi Bekerja yang Perlu Kamu Asah Untuk Bisa Bersaing di Era Otomasi dan Future of Work 

Ternyata hard skill atau keterampilan teknis itu tidak cukup untuk membantu kita bersaing di masa depan, masa yang dikenal dengan era otomasi. Bahkan jika hanya mengandalkan hard skill saja, kita rentan tergantikan oleh kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). 

Kamu juga harus mengimbangi kemampuan hard skill dengan soft skill yang mumpuni untuk tetap relevan dengan future of work. Aku sudah menjelaskan tentang apa itu future of work pada tulisan sebelumnya dan bagaimana cara kita bisa tetap relevan dengan kebutuhan future of work. 

Dalam tulisan ini, aku akan lebih menjelaskan bagaimana kondisi otomasi dan future of work di Indonesia. Selanjutnya, akan aku jelaskan kompetensi bekerja apa saja yang perlu kita siapkan dan asah terus untuk bisa bersaing di era otomasi dan future of work.

Bagaimana Kondisi Otomasi dan Future of Work di Indonesia?

Apakah Indonesia sudah mulai mengadopsi otomasi? Jawabannya, tentu sudah. Mari kita lihat jalan tol, dulu kita lihat ada orang yang berjaga di setiap pos pembayaran tol. Sekarang, lihatlah sudah tak ada orang lagi di sana. Semuanya sudah berganti dengan pembayaran digital. Orang tinggal menempelkan kartunya di mesin yang sudah tersedia, dan palang pintu pun terbuka. 

Kedepannya otomasi akan semakin diadopsi oleh banyak sektor baik industri atau pun pemerintahan. Otomasi ini akan memberikan dampak baik yakni seperti meningkatnya produktivitas. Namun, ada juga ancamannya yakni ada pekerjaan yang hilang, tapi seiring pekerjaan yang hilang, ada juga pekerjaan baru yang muncul. 

Adanya pekerjaan baru yang muncul ini perlu antisipasi dari berbagai pihak di Indonesia, untuk menyiapkan transisi keterampilan yang sebelumnya belum ada dan kini ada. Jika seluruh pihak seperti pemerintah, komunitas, institusi pendidikan, dan industri bisa berkolaborasi maka Indonesia bisa menggeliatkan produktivitas yang semakin memberi manfaat untuk negeri. 

Lalu, seperti apa sih kemajuan otomasi yang ada di Indonesia sejauh ini. McKinsey melakukan penelitian terkait otomasi dan future of work di Indonesia, dan inilah beberapa poin besarnya:

  1. Automasi dapat meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan GDP serta menciptakan peluang kerja baru di Indonesia.
  2. Sekitar 16% dari total jam kerja bisa diotomatisasi di Indonesia pada tahun 2030, tetapi angka ini dapat meningkat atau menurun tergantung pada kecepatan adopsi teknologi.
  3. Meskipun otomatisasi dapat menggantikan beberapa pekerjaan, permintaan tenaga kerja baru dapat mengimbangi pekerjaan yang hilang dan menciptakan keuntungan bersih antara 4 juta hingga 23 juta pekerjaan pada tahun 2030.
  4. Ekonomi gig dan perdagangan online adalah contoh signifikan dari penciptaan pekerjaan baru di Indonesia.
  5. Perubahan pekerjaan dan pergeseran sektor akan memerlukan keterampilan baru dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi.
  6. Keterampilan yang dicari adalah kemampuan untuk berinteraksi dengan pemangku kepentingan dan menerapkan keahlian, serta permintaan untuk kegiatan fisik nonrutin yang dapat meningkat secara signifikan.
  7. Indonesia harus mempersiapkan tenaga kerjanya dengan hati-hati melalui pelatihan kerja dan peningkatan kurikulum sekolah untuk menyesuaikan dengan pergeseran fundamental dalam tingkat keterampilan.

56 Kompetensi Bekerja yang Dibutuhkan Untuk Hadapi Future of Work

Keberadaan teknologi dan pengembangannya terus menjadi hal yang menarik untuk didalami. Pemerintah di Indonesia sendiri pun terus memperbaharui teknologi agar bisa memudahkan kehidupan masyarakat. 

Kebutuhan teknologi yang meningkat pun membutuhkan talenta yang melek digital. Pemerintah Indonesia sekarang pun sudah mendorong warganya untuk berkembang di keterampilan teknologi yang termasuk didalamnya adalah keterampilan Artificial Intelligence (AI). Program yang dibuat pun beragam, seperti yang aku ketahui adalah Digital Talent Scholarship dari Kominfo dan adanya juga program Kartu Prakerja. 

Menurut McKinsey, banyak pemerintah dunia yang antusias warganya mengembangkan keahlian digital. Namun, mereka kesulitan untuk mendefinisikan keterampilan yang dibutuhkan, menyusun kurikulum, dan strategi pembelajaran yang terbaik.

Oleh karena itu, McKinsey melakukan survei terhadap 18.000 orang di 15 negara untuk menunjukkan hal-hal yang mungkin ingin diprioritaskan pemerintah. Dari survei tersebut McKinsey mengidentifikasi 56 keterampilan yang akan bermanfaat untuk warga negara. 

56 keterampilan atau kita bisa sebut kompetensi bekerja ini sudah dipetakan oleh McKinsey dan memenuhi tiga kriteria berikut, apa pun sektor tempat mereka bekerja atau pekerjaan mereka:

  • Menambah nilai melebihi apa yang dapat dilakukan oleh sistem otomatis dan mesin cerdas.
  • Beroperasi dalam lingkungan digital.
  • Terus beradaptasi dengan cara kerja baru dan pekerjaan baru

McKinsey mengerucutkan 56 keterampilan itu menjadi empat kategori keterampilan yang luas yakni kemampuan kognitif, digital, interpersonal, dan kepemimpinan diri. Dari empat kategori keterampilan luas itu dikerucutkan kembali menjadi 13 kelompok keterampilan terpisah yang masih masuk dalam empat kategori tersebut. 

Keterampilan Kognitif

Dalam keterampilan kognitif ini ada empat kelompok keterampilan

Kemampuan kognitif. Source: McKinsey

Keterampilan Interpersonal

Justru ketika teknologi berkembang, keterampilan interpersonal harus semakin kuat. Karena manusia akan lebih menyukai sentuhan personal dibanding harus berinteraksi terlalu lama dengan teknologi. 

Ada tiga kelompok keterampilan yang termasuk dalam kategori keterampilan interpersonal.

Interpersonal. Source: McKinsey

Keterampilan Kepemimpinan Diri

Kepemimpinan. Source: McKinsey

Keterampilan Digital

Digital fluency. Source:McKinsey

Sampoerna University dengan Kurikulum Internasional yang Mencakup 56 Keterampilan yang Dibutuhkan Untuk Menghadapi Future of Work

Indonesia beruntung memiliki Sampoerna University karena institusi pendidikan ini sudah punya visi jauh ke depan dan membekali keterampilan mahasiswanya dengan 56 keterampilan dasar yang diperlukan untuk menghadapi future of work. 

56 keterampilan yang dibutuhkan untuk menghadapi future of work masuk dalam prinsip inti dan kompetensi inti Sampoerna University.

Kompetensi Utama Sampoerna University

Siapkah Kamu Menjadi Talenta Unggulan yang Tak Tergantikan AI Bersama Sampoerna University? 

Melihat kompetensi yang ditawarkan oleh Sampoerna University membuatku yakin untuk merekomendasikan pada kalian yang sedang mempertimbangkan akan kuliah dimana. 

Karena Sampoerna University ini akan membekalimu dengan 56 keterampilan dasar yang dibutuhkan di era future of work sehingga keberadaanmu tak akan digantikan oleh kecerdasan buatan secanggih apapun. 

Untukmu yang tertarik melihat apa saja program, outcome pembelajaran yang ditawarkan oleh Sampoerna University kamu bisa mengunduh Sampoerna University Catalog.

Manusia memang tak akan tergantikan oleh AI, tapi itu hanya berlaku bagi yang terus mengasah kemampuan dirinya. AI saja melatih dirinya ratusan ribu kali, bagaimana dengan kamu? Sudah siapkah kamu menghadapi era future of work?

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like