Trus aku bertanya padanya,
“Nadhia mau sama eyang atau ikut ke masjid bareng mba lala dan mas puji?”
Ia menjawab untuk ikut pergi ke masjid.
“Kalau mau ikut ke masjid, yuk cuci muka dulu.” kataku. Ia pun segera untuk cuci muka. Wah menyenangkan sekali.
Kami pun berjalan bertiga menyusuri gelapnya malam dan dinginnya waktu subuh. Kami bergandengan bertiga. Ah so sweet. Alhamdulillah, bahagia sesederhana ini.
Setelah sholat subuh berjamaah, kami memutuskan untuk berjalan di jalan yang berbeda dari keberangkatan kami. Kami berjalan lewat jalan besar. Terlihat aktivitas para pedagang yang sudah sibuk mengangkut dagangannya.
Nadhia yang melihat lalu lalang pedagang yang membawa dagangannya maka bertanya,
“Mas puji kenapa pedagangnya pagi-pagi sudah berangkat?” tanyanya polos.
“Pedagang itu nyiapin dagangannya agar ibu-ibu pada bisa masak di rumah nadhia.”jawab suamiku.
Akupun ikut menjawab,
“Karena pedagang itu sedang berburu rezeki di pagi hari nadhia. Kalau pagi hari masih tidur nanti rezekinya dimakan ayam.” Ucapku.
Nadhia hanya terdiam , entah karena mengantuk atau paham.
Aku selalu salut dengan para pedagang yang seringkali mulai dari sebelum subuh sudah menggelar dagangannya di pasar. Padahal pasar tempatku itu bercuaca dingin namun tak menyurutkan semangatnya untuk berburu rezeki.
Memang benar, ada keberkahan di waktu pagi.
Jadi habis sholat subuh jangan tidur lagi ya.