Ketika adzan magrib berkumandang, aku, suamiku dan keponakanku yang masih TK segera bergegas untuk ke masjid. Jarak rumah ke masjid mungkin sekitar 150- 200 meter. Setelah usia kandunganku memasuki tri semester ketiga, jalan kaki ke masjid menjadi salah satu rutinitasku.
Ketika baru saja kaki berada di teras depan rumah, terdengarlah suara rintik air hujan yang jatuh membasahi seng gudang depan rumah.
“Alhamdulillah hujan.” ucapku.
“Kok Alhamdulillah sih mba?” tanya Nadhia, keponakanku itu.
“Ya Alhamdulillah dong dek, hujan itu kan rezeki dari Allah.” balasku. Kami bertiga pun segera berangkat ke masjid karena iqomah sudah berkumandang.
Berbicara tentang rezeki maka berbicara tentang konsep utama dalam mengenalkan anak agar cerdas finansial. Karena uang hanyalah sedikit bagian dari rezeki. Rezeki itu bentuknya banyak seperti yang sudah aku jelaskan pada postinganku sebelumnya.
Nah, dalam kuliah ibu profesional ada satu prinsip dasar dalam hal rezeki yaitu:
Rezeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari.
Nah prinsip itulah yang harus dikenalkan terlebih dahulu pada anak sedini mungkin. Karena anak pada usia dini memang belum terlalu paham tentang uang. Ada baiknya bagi kita untuk mengenalkan tentang konsep rezeki agar anak makin jatuh cinta pada Sang Penciptanya.
Dalam perkuliahan bunda sayang di institut ibu profesional penting bagi anak untuk mengetahui konsep dirinya agar tahapan dalam mengenalkan dan melatih kecerdasan finansial tidak sia-sia. Konsep diri yang dimaksud bisa dengan cara mengenalkan tentang rezeki yang datang dari Allah dan sebagainya.
Ketika anak sudah paham akan konsep dirinya maka akan mudah untuk menstimulasi kecerdasan finansialnya.
Harapan dari menstimulasi kecerdasan finansial dalam institut ibu profesional adalah sebagai berikut:
- Anak memahami konsep harta, bagaimana cara memperolehnya, cara membelanjakannya sesuai dengan ajaran agamanya.
- Anak bertanggungjawab atas pengelolaan keuangannya sendiri.
- Anak terbiasa merencanakan uang yang dimiliki (mini budget) berdasarkan skala prioritas kebutuhan.
- Anak mampu membedakan kebutuhan dan keinginan.
- Anak memiliki rasa percaya diri untuk menjalani pilihan gaya hidup sesuai dengan fitrahnya dan tidak terpengaruh dengan gaya hidup orang lain.
- Anak paham dan punya pilihan di masa depan akankah menjadi employee, self employee, business owner atau investor.
- Pahamkan Konsep Rezeki.
- Mengajak anak berdialog dan berdiskusi tentang kebutuhan dan keinginan
- Bantu sang anak mengetahui prioritas hidupnya dan latih anak untuk membuat mini budget.
- Latihlah sang anak untuk mengelola pendapatan berdasarkan ketentuan yang diyakini oleh keluarga.
- Lakukan apresiasi setiap anak menceritakan bagaimana dia menjalani mini budget sesuai kesepakatan.