Dua tahun sudah kamar itu terkunci. Kamar itu hanya terbuka bila waktu makan tiba atau kalau si punya kamar ingin ke kamar mandi.
Sedih! Ekspresi kami sebagai keluarga melihat saudara kami yang memutuskan mengurung diri dan menolak berhubungan dengan dunia luar bahkan keluarganya sekalipun.
Ketika berpapasan dengan kami, tak ada tegur sapa dua belah pihak. Bila kami menyapa, ia hanya diam saja. Entah apa yang membuatnya berpikir demikian.
Sebelum memutuskan untuk mengurung diri, ia sempat pergi ke psikiater. Namun, hasilnya nihil. Ia merasa tak menemukan jawaban atas masalah yang dideritanya. Ia meninggalkan bangku kuliahnya dan memilih kamar sebagai tempat yang benar-benar membuatnya mengerti.
Depresi! Itu dugaanku, karena depresi itulah ia menjadi lebih pendiam dari segalanya. Ia melihat bahwa berkomunikasi dengan kami, tidak akan menyelesaikan masalahnya. Hanya membuatnya tambah sakit.
Pelampiasannya pun dilarikan pada game dan makanan. Ya, makanan. Setiap hari, kami selalu mengantar makanan ke dalam kamarnya. Selain itu, terkadang ia meminta jajanan pada ART yang ada di rumah.
Jajanan yang diminta bisa mencapai satu plastik Indomaret besar. Itu hanya isi snack. Itu makanan yang ia minta saat siang hari. Nanti, ketika sore dan malam hari, ada cemilan lagi yang ia makan. Bahkan terkadang satu boks martabak, habis dilahapnya sendiri.
Pokoknya makanan menjadi pelampiasan! Sama halnya denganku ketika merasa stress, makan makanan kesukaan terngiang dalam pikiran.
Setelah anakku lahir, saudaraku itu akhirnya mulai berdamai dengan dirinya sendiri. Ia mau diajak untuk ke psikolog. Sepulangnya dari psikolog, ia mendapat obat-obatan untuk mengurangi rasa sakitnya.
Setelah dua tahun mengurung diri. Berat badannya melonjak drastis. Awalnya hanya 80-an kg, kini menjadi 110 kg. Bayangkan ! Naik 30 kg!
Saudaraku pun sadar bahwa badannya terlalu gemuk. Ia pun mulai sadar bahwa ngemil berlebihan ternyata membuat badannya semakin berat. Setelah sadar, ia pun mulai mengontrol porsi ngemilnya. Kini, tak lagi berlebihan seperti dulu.
Selain sadar untuk tidak ngemil berlebihan, ia pun dengan suka cita mau berolahraga bersama suamiku. Berjalan-jalan pagi, dan olahraga panahan.
Alhamdulillah perlahan tapi pasti, berat badannya kini bisa turun sembilan kilogram. Kini berat badannya berada pada kisaran 101 kilogram.
Cara yang ia lakukan adalah ngemil bijak, ngemil jika memang perut lapar. Makan berat hanya pagi dan sore hari. Malam hari sudah tidak ada cemilan lagi yang masuk.
LOVE VS PITY DALAM TIPS NGEMIL BIJAK
Dari kasus saudaraku itu, aku jadi mengerti banyak hal. Aku memahami bagaimana kondisi psikologis seorang ibu. Seorang ibu tentunya akan memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya.
Dalam hal ini, ibuku pun begitu. Hal yang selalu ibu sukai adalah berbagi makanan atau camilan. Setiap kali ibu pulang bekerja atau dari bepergian pun, ibu akan membawakan oleh-oleh. Oleh-olehnya tak harus barang-barang. Namun, camilan juga sudah menyenangkan kami.
Nah, ketika saudaraku menutup diri di kamar. Ibuku merasa campur aduk perasaannya. Ibuku selalu menanyakan, “Hari ini mau makan apa?” kepada saudaraku itu. Dengan harapan, ia mau keluar untuk sekedar berbicara dengan ibu.
Namun, nihil. Kamarnya sepi dan tak ada sahutan. Ibu tak kekurangan berbagai cara untuk membuat saudaraku keluar dari kamarnya, termasuk membelikan camilan kesukaannya. Saat itu, yang terpenting saudaraku itu mau keluar dan berkomunikasi.
Saat itu, ibuku belum tahu bahaya camilan yang sering dan terus-menerus diberikan. Yang penting saudaraku mau untuk bertemu dengan ibu.
Dua tahun itu menjadi tahun terberat untuk kami. Namun, ibu tak pantang menyerah!
Pasti, dalam hati ibu ada perasaan bersalah, cemas, khawatir, dan beban tanggung jawab yang berat. Meskipun secara teori love, orang tua akan melakukan hal yang berdampak baik dan positif pada tubuh anaknya, tetapi dalam hal ini camilan yang banyak sebenarnya tidak baik. Namun, itu semua aku akui sebagai salah satu tanda cinta yang ingin ibu tunjukkan.
Oh, ya perlu diingat bahwa love dan pity, itu dua hal yang berbeda. Untuk melihat perbedaannya, bisa kamu lihat dalam tabel berikut:
Perbedaan Love & Pity |
Apa pun teorinya, entah bila dilihat dari sisi teori, ibuku melakukan hal yang mengasihani, tetapi tetap inti utamanya adalah cinta.
Tujuan Ngemil Bijak
Zoom Ngemil Bijak |
- Ngemil bijak bertujuan untuk membenahi perilaku makan, sehingga menjadi contoh yang baik untuk anak-anak.
- Ngemil bijak untuk mengatasi kecemasan dan perasaan bersalah yang membuat ibu malah tidak memberikan yang terbaik untuk anaknya.
- Ngemil bijak bertujuan untuk mengutamakan apa yang lebih baik untuk anaknya, bukan sebatas apa yang diinginkan oleh anaknya.
1 comment
Tulisan ini ku share ke sepupuku yang juga punya masalah BB, susah turun berat badan karena susah berhenti ngemil. Kurangi makan nasi sih bisa, tapi ngemil, minuman manis, susyaahhh. Kalau cara aku ganti semua camilan pake buah atau camilan khusus low calorie Mba Zee hihihi