“Mbak, aku ingin hafalan yang pakai penghapus itu. Seru deh. Tapi sayang mbak lala nggak ke sekolah lagi.” Celetuk Nadhia, sepupuku yang juga sekaligus muridku di TK .
“Oh maksudnya nadhia yang estafet penghapus itu ya? Memang hafalan dengan kayak begitu seru ya?” Tanyaku.
“Iya mba seru banget.” Jawabnya antusias.
Pagi ini ketika mendengar celetukan Nadhia membuatku merasa hal yang aku anggap sepele namun ternyata berkesan sekali pada anak-anak.
Kesibukanku sehari-hari adalah menjadi guru di TK Islam Terpadu Ibnu Hajar Al Asqolani, Karangkobar, Banjarnegara. TK ini berfokus pada nilai-nilai keagamaan dan salah satu target lulusannya adalah bisa hafal juz 30. Namun sudah tiga bulan ini aku cuti melahirkan sehingga aku tak lagi berangkat sekolah.
Baca Juga : Hikmah Musibah Tanah Longsor, Muncullah Yayasan Filantropi Pendidikan Berbasis Agama
Ada kebahagiaan sendiri ketika mengajarkan hafalan Al-Quran pada anak-anak TK. Sebagai seorang guru perlu trik jitu agar anak-anak tidak bosan ketika menghafal Al-Quran. Di sekolah kami jadwal untuk materi keagamaan dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 09.00 WIB. Dalam jangka waktu tersebut anak-anak diberikan tambahan hafalan baik surat/hadits/doa harian dan diberikan materi sesuai rancangan pembelajaran hari tersebut.
Untuk mengajar anak TK selama waktu satu jam butuh trik agar si anak tidak cepat bosan. Metode klasikal dengan guru berada di depan dan anak-anak mendengarkan apa yang guru katakan kadang membuat anak-anak bosan.
Ketika aku mengajar, menit-menit pertama anak-anak antusias sekali namun ketika di pertengahan ada yang konsentrasinya mulai goyah. Ada yang bermain sendiri, mengajak cerita temannya, bahkan ada yang melamun.
Ketika aku merasa bahwa anak-anak sudah bosan maka itu waktunya membuat intermezzo agar anak-anak kembali bersemangat kembali.
Metode Hafalan Al Quran untuk Anak Usia Dini
Metode hafalan yang diajarkan memang masih klasikal. Kalau yang aku lakukan ketika mengajarkan hafalan adalah sebagai berikut:
- Menuliskan ayat yang akan diajar saat hari itu.
- Aku mentalqin (membacakan ) terlebih dahulu sampai tiga kali.
- Setelah aku mentalqin anak-anak maka aku meminta anak-anak untuk menghafalnya sampai 10 kali.
- Bila anak-anak sudah hafal dengan ayat yang aku talqin-kan maka bisa lanjut ayat berikutnya dan digabung dengan ayat sebelumnya.
- Namun apabila anak belum hafal, aku akan mencoba satu per satu anak atau dua anak untuk mengulang sebanyak tiga atau lima kali agar hafal.
1 comment
makasih sharingnya