Yogyakarta selalu punya cerita, tapi bagi Alfri Bagus Rupawan, kota ini lebih dari sekadar kenangan. Setiap sudut jalan, dari ujung selatan di Kaliurang hingga ujung utara di Pantai Samas, pernah menjadi saksi bisu perjuangannya. Dengan hanya berbekal satu toolbox, Alfri melangkahkan kakinya di jalan-jalan penuh debu dan aspal panas, menawarkan jasa bengkel keliling. Mulai dari embun masih menempel di dedaunan hingga malam telah bersiap berganti ke hari berikutnya. Di sepanjang perjalanan itulah, Alfri bertemu berbagai cerita hidup, mengisi lembaran-lembaran pengalaman dengan keringat dan keteguhan hati hingga kini ia berhasil memiliki bengkel sendiri yang ia namai Wistara Performance.
Wistara Performance bukan lagi hanya sebatas bengkel yang menjadi sarana penyambung hidup Alfri. Namun, kini sudah menjadi naungan bagi tujuh orang karyawannya yang telah loyal membersamainya hingga sekarang.
Dari Tukang Bengkel Jalan Kaki, Bengkel Matahari, Hingga Bengkel Seluas 700 Meter Persegi
Alfri bukanlah penduduk asli Yogyakarta. Ia adalah seorang perantau dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Impiannya tinggi, ingin bisa mendalami otomotif hingga bangku kuliah. Sayang, ekonomi menjadi pembatas langkahnya untuk mencapai impian bisa kuliah. Terlebih Alfri bisa disebut sebagai generasi sandwich yang perlu membantu adik-adiknya untuk bisa tuntas hingga tingkat SMA/SMK. Ia adalah si sulung dari tujuh bersaudara.
Pada tahun 2002, ia baru saja melepas seragam putih abunya yang menandakan ia telah lulus dari salah satu SMK di Blora tepatnya jurusan otomotif. Atas nama tanggung jawab, ia segera merantau ke Jawa Timur. Bekerja di sebuah bengkel di sana.
Desir impiannya masih terasa di hati ketika ia melihat ada bukaan pendaftaran di Politeknik Manufaktur Astra. Ia bersama 12 orang dari Blora mendaftar di politeknik tersebut. Setelah melalui seleksi, namanya ada di daftar peserta yang terpilih. Lagi-lagi, biaya menjadi masalah. Ketika diumumkan ada kelulusan dan perlu membayar biaya administrasi. Alfri akhirnya memutuskan untuk mundur bersama tiga orang temannya.
Tak ada pilihan lain. Ia harus kembali bekerja untuk adik-adiknya. Setelah beberapa tahun di Jawa Timur, pada tahun 2005, Alfri memutuskan untuk merantau ke Yogyakarta. Ia menumpang di kamar indekos temannya yang kuliah di UMY.
“Kalau malam jam tujuh, pura-pura pamit ke ibu kos, trus ke burjo sebentar. Kemudian kalau jam sembilan kan ibu kos sudah tidur, saya masuk lagi ke kos,” seloroh Alfri ketika dihubungi melalui telepon WhatsApp.
Barulah ketika Alfri mendapatkan pekerjaan di sebuah bengkel, ia pindah karena sudah disediakan mes karyawan. Alfri bisa bernafas lega selama kerja di bengkel tersebut. Pendapatannya bisa dikatakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengirimi uang untuk adik-adiknya.
Sayang, empat tahun berjalan, bengkel yang awalnya ramai perlahan meredup dan dinyatakan bangkrut. Seluruh mekanik termasuk Alfri dirumahkan. Teman-temannya ada yang memutuskan untuk bekerja ke bengkel lain yang ternama. Sementara Alfri memutuskan nekat untuk membuka usaha bengkel sendiri.
Bila yang terbayangkan dengan membuka usaha bengkel sendiri dengan menyewa lahan untuk membuka bengkelnya, ternyata, tidak bagi Alfri. Atas keterbatasan modal, ia membuka usaha bengkel keliling bermodalkan satu toolbox berisi peralatan pada tahun 2008. Kemudian dengan semangat dan tenaga jiwa mudanya, ia berjalan dari satu rumah ke rumah lainnya untuk menjajakan jasa home service-nya yang langsung dikerjakan di rumah konsumen. Bahkan ia sama sekali tak memiliki kendaraan bermotor. Ia berjalan menjajakan jasanya mulai dari Yogyakarta bagian selatan di Kaliurang hingga bagian utara di Pantai Samas. Setiap hari ia berangkat dari pagi hingga sampai pukul 11 malam.
Selain menjajakan jasanya dari rumah ke rumah lainnya, Alfri punya strategi unik. Ia dulu punya kenalan orang-orang parkir dan jalanan yang ada di depan ruko bengkel tempat ia bekerja dulu. Setelah bengkel itu bangkrut, Alfri membagikan kartu namanya pada orang-orang parkir tersebut. Jadi, ketika ada orang yang mencari bengkel tersebut, maka tukang parkir itu akan memberikan kartu nama Alfri.
Alfri adalah sosok yang tak pernah mengeluh. Namun, ketika musim hujan datang dan ia mendapatkan panggilan home service ke Kaliurang, ia mulai berpikir bahwa jika terus-menerus seperti itu maka akan banyak waktu yang terbuang. Ia berpikir untuk menemukan solusinya.
Seakan semesta mendengar pikiran Alfri, bapak indekosnya menawarkan untuk memakai tanah sawah kering yang kurang produktif seluas 700 meter persegi untuk digunakan menjadi bengkel. Ia menyetujuinya, apalagi harga yang ia dapatkan terbilang murah yakni Rp2,5 juta/tahun. Tanah di tengah sawah itulah yang menjadi cikal bakal Wistara Performance.
Tanah yang disewa itu kosongan, maka Alfri perlu memikirkan cara untuk membangun bengkelnya. Lagi-lagi dengan modal seadanya, ia membangun bengkel dengan tiang bambu dan beratapkan matahari (tanpa atap). Jika hujan turun, maka terpaksa aktivitasnya terhenti. Ia menyebutnya bengkel matahari.
Untung saja waktu itu, Alfri bertemu pamannya yang bekerja di PMI. Pamannya punya terpal bekas tenda bencana. Kemudian ia meminta terpal itu untuk dijadikannya atap. Barulah ketika ia memiliki pemasukan yang cukup, atap terpal itu diganti menjadi seng. Pernah, suatu ketika ada hujan dan angin lebat. Bengkel yang ada di tengah sawah itu nyatanya rapuh ketika ada angin lebat disertai hujan. Alhasil, sempat ambruk bengkelnya hingga menimpa empat mobil yang sedang Alfri kerjakan.
Bengkel tersebut dinamai Wistara Performance. Nama itu terinspirasi dari nama anak sulungnya yang mana Wistara memiliki arti cerdas. Alfri punya harapan bahwa bengkelnya itu akan menjadi bengkel yang memuaskan konsumen. Bengkel yang memiliki mekanik handal dan bisa mengerjakan keluhan konsumen hingga tuntas tak bersisa keluhan.
Bengkel Wistara Performance ini berlokasi di Jalan Godean KM 4 Gang Kajor Baru, Yogyakarta. Layanan yang bengkel Wistara Performance ini tawarkan adalah sebagai berikut:
- Perawatan dan perbaikan segala merek kendaraan bensin, diesel (injeksi, common rail, dan karburator).
- Tune-up service.
- Ganti oli (mesin, matic, transmisi, dan gardan).
- Understeel dan sistem rem.
- Elektronik sistem (ABS, SRS, & EPS).
- Scanner engine diagnosis.
- Layanan ambil dan antar kendaraan.
Sempat Dipandang Sebelah Mata
Dengan modal seadanya, dedikasi Alfri pada bengkel yang sudah didirikannya tidak main-main. Ia punya prinsip bahwa setiap konsumen yang datang untuk menggunakan layanan bengkelnya maka akan dikerjakan dengan maksimal hingga tak ada lagi keluhan.
Atas dedikasi Alfri sepenuh hati, muncullah getok tular atau pemasaran yang paling efektif dari mulut ke mulut. Satu orang puas dengan pelayanan Wistara Performance, maka nanti akan merekomendasikannya ke orang lain.
“Pernah, ada seorang konsumen datang ke bengkel kami karena rekomendasi temannya. Mobil yang akan diservis terbilang cukup luxury. Dari gerak-gerik badannya, terlihat konsumen tersebut ragu dan memandang sebelah mata bengkel kami yang dari segi fasilitas masih kalah jauh dengan bengkel besar lainnya. Tapi, karena sudah datang ke bengkel kami. Kami akan tunjukkan hasilnya tak kalah dengan bengkel besar lainnya,” kenang Alfri akan masa-masa yang penuh tantangan.
Memang Alfri akui, tantangan terbesarnya adalah pada modal. Apalagi saat itu, bengkelnya dikelilingi oleh bengkel resmi seperti Nasmoco, Toyota, dan bengkel besar yang punya modal jauh lebih besar. Namun, tekadnya memang tak pernah patah arang. Bagi Alfri, inti dari pelayanan bengkel adalah hasil akhirnya. Ini bukan tentang besar-besaran modal, tapi ini tentang bagaimana cara membuat kendaraan aman dan nyaman. Jadi, meski sempat dipandang sebelah mata, ia terus berbenah untuk memberikan hasil akhir berupa kendaraan aman dan nyaman bagi konsumennya.
Manajemen Pelayanan Bengkel Semakin Tertata dengan Dukungan YDBA
Awalnya, Alfri memulai bengkel ini memang benar-benar start from zero, bukan sebagai layaknya pengusaha. Hal terpenting adalah ada konsumen, Alfri dan satu orang teman mekanis lainnya memberikan pelayanan terbaik, dan akhirnya ada pemasukan. Namun, setelah bergabung dengan UMKM binaan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA) yang selalu #SiapBeraksiUntukNegeri, Alfri mendapatkan banyak pencerahan.
Alfri bergabung dengan UMKM binaan YDBA sejak bulan Desember tahun 2017. Dengan bergabung di UMKM binaan YDBA, Alfri mendapatkan pelatihan tentang standar pelayanan bengkel yang membuka wawasannya bahwa jika usahanya ingin maju perlu melakukan perbaikan terus-menerus baik dari sisi teknis atau pun non teknis.
Pelatihan dari YDBA ini benar-benar sudah disusun sesuai dengan kebutuhan para UMKM binaan YDBA. Jadi, setiap tahun akan ada rencana tahunan untuk mendiskusikan kebutuhan pelatihan bagi para UMKM untuk satu tahun ke depan. Karena pembicaranya berasal dari Jakarta, kegiatannya memang harus ditentukan dari awal. Pelatihan ini diadakan setiap dua bulan sekali atau enam kali dalam satu tahun.
Materi yang diberikan dalam pelatihan pun beragam, terbagi menjadi pelatihan teknis maupun non teknis. Materi teknis meliputi update teknologi terbaru, sedangkan materi non teknis meliputi pelatihan 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin), LK3 (Lingkungan dan Keselamatan Kerja), Service Advisor, Employee Engagement, dan Standar Pelayanan Bengkel. Alfri dan timnya termasuk rajin mengikuti pelatihan dari YDBA dan mulai menerapkannya di bengkel Wistara Performance.
Ada perbedaan yang signifikan setelah mengimplementasikannya. Perbedaan yang paling terasa adalah bahwa manajemen pelayanan bengkel semakin tertata. Terlebih setelah mengikuti pelatihan 5R, bengkel yang selalu punya kesan kotor dan kumuh, kini tak lagi di Wistara Performance. Dengan menerapkan rapi dan resik, mekanik-mekanik yang ada di Wistara Performance selalu didorong untuk tetap bersih setelah melakukan pekerjaannya.
Dengan menerapkan prinsip ringkas, Wistara Performance terus mengusahakan untuk menempatkan barang yang perlu dan tidak diperlukan. Untuk barang yang tidak diperlukan bisa dibuang atau didaur ulang. Untuk mewujudkan 5R itu memang terkesan gampang, tapi implementasinya susah. Untung saja, Alfri dibantu oleh kepribadian istrinya, Hastati Wistara yang rajin, rapi, dan tidak bisa melihat hal berantakan.
Hastati Wistara ambil bagian juga di bengkel Wistara Performance sebagai admin dan memberikan keteladanan dalam hal kebersihan. Ia tak segan untuk ikut membersihkan barang-barang yang kotor dan sudah dipakai. Dengan keteladanan ini, karyawan lainnya pun mencontoh apa yang Hastati lakukan.
Manajemen pelayanan bengkel pun semakin tertata dengan membuat Standard Operating Procedure (SOP) untuk masing-masing peran yang mencakup tugas dan tanggung jawab berbagai divisi seperti pemilik bengkel, kepala bengkel, HRD, service advisor, foreman, mekanik, admin/kasir, bagian keuangan, sparepart, dan karyawan bengkel secara umum.
Iterasi Perbaikan Kualitas Bengkel dengan Mendorong Keterlibatan Karyawan (Employee Engagement)
Ada satu pelatihan dari YDBA yang sangat berkesan di hati Alfri untuk terus melakukan perbaikan di bengkel Wistara Performance. Pelatihan itu adalah pelatihan tentang keterlibatan karyawan (employee engagement).
“Ternyata, karyawan itu tidak bisa kita perlakukan hanya sebagai atasan-bawahan saja, tapi perlu kita perlakukan sebagai layaknya tunangan kita. Agar ikatannya semakin solid,” jelas Alfri dari sambungan telepon WhatsApp.
Materi dari pelatihan tersebut langsung dipraktekkan sedikit demi sedikit oleh Alfri. Ada satu budaya di bengkel Wistara Performance yang unik yaitu setiap dua minggu sekali pada hari rabu malam seluruh karyawan akan berkumpul. Saat ini total karyawan ada tujuh yang bekerja di Wistara Performance. Rabu malam itu digunakan untuk berdiskusi tentang bagaimana perasaan masing-masing karyawan selama bekerja di Wistara Performance, apa yang perlu ditingkatkan dari pelayanan Wistara Performance, dan sebagai sarana untuk membentuk tim yang solid.
Ketika kumpul rabu malam pun karyawan dibelikan makanan yang bisa dibawa pulang. Meski sederhana tapi makanan yang dibawa pulang karyawannya bisa menyenangkan keluarga di rumah. Selain budaya berkumpul di rabu malam, ada juga agenda piknik karyawan dan makan bersama. Terakhir ketika 17 Agustus 2024 lalu, ada piknik bersama karyawan beserta keluarganya ke Gunung Bromo, Jawa Timur selama tiga hari. Sebelumnya ke daerah Silancur, Wonosobo. Tak hanya merasakan indahnya tempat yang mereka kunjungi, tapi juga ada acara pengeratan antara karyawan seperti acara tukar kado.
Uniknya, di perjalanan sebelum sampai ke tempat wisata, Alfri akan mengajak karyawannya berkunjung ke bengkel temannya yang searah dengan jalan tempat wisata. Tujuannya untuk melakukan studi banding yang bisa dipelajari oleh karyawannya. Tentunya, sebelum berkunjung, Alfri sudah menghubungi temannya yang memiliki bengkel tersebut.
Dari program employee engagement itu menghasilkan karyawan yang loyal dan betah bekerja di Wistara Performance. Ada yang sudah bekerja lebih dari tujuh tahun bahkan sembilan tahun.
Semakin Mudah Ditemukan dengan Google Maps
Masih ingat tentang bagaimana cara Alfri bertahan setelah dirumahkan dari bengkel yang bangkrut? Ya, Alfri menggunakan pemasaran yang cukup unik yakni membagikan kartu nama ke tukang parkir. Rata-rata pelanggan bengkel Wistara Performance datang dari mulut ke mulut. Satu orang yang puas akan menyebarkan kepuasannya ke orang lain.
Selain itu, awalnya memang bengkel Wistara Performance berada di tengah sawah. Namun, semenjak makin ramainya perantau, sawah tersebut kini telah tersulap menjadi perumahan. Alfri melihat bahwa setiap rumah rata-rata mempunyai satu mobil. Dari situ mulai merebaklah pemasaran dari mulut ke mulut.
Wistara Performance pun mulai muncul di pemasaran digital seperti menggunakan sosial media dan Google Maps. Diantara dua channel tersebut, sosial media memberikan dampak bagi calon konsumen dari luar kota yang ingin mencari bengkel di Yogyakarta. Namun, channel yang paling berdampak dan membawa konsumen datang ke bengkel adalah dari Google Maps. Bahkan di Google Maps, bengkel Wistara Performance ini sudah mendapatkan rating 4,9/5, sebuah penilaian yang meyakinkan orang untuk berkunjung ke bengkel.
Bengkel Serasa Rumah Sendiri Bagi Konsumen
Perbaikan yang terus dilakukan oleh bengkel Wistara Performance memberikan dampak juga bagi konsumen. Dengan adanya pelatihan 5R, bengkel Wistara Performance menyediakan ruang tunggu yang nyaman dan bersih. Biasanya bengkel tidak memiliki ruang tunggu, sehingga konsumen hanya meninggalkan kendaraan tanpa tahu prosesnya seperti apa. Namun, di Wistara Performance, tujuan disediakan ruang tunggu yang nyaman dan bersih adalah agar konsumen bisa mengetahui proses perbaikan secara langsung. Dengan konsumen menunggui langsung, akan terjadi dialog dan pendekatan personal yang membuat konsumen merasa dipahami.
Sembari menunggu, konsumen akan disediakan air mineral dan cemilan. Bila konsumen bosan, bisa menggunakan fasilitas jaringan internet nirkabel secara gratis, dan terdapat toilet sekaligus mushola.
Selain itu, uniknya di Wistara Performance ini memperlakukan konsumen serasa berada di rumah sendiri. Misalnya, ketika para mekanik beristirahat dan makan bersama, maka konsumennya pun akan diajak untuk makan siang bersama.
Makin Percaya diri dengan Apresiasi Penghargaan YDBA
Ketekunan Alfri dalam memperbaiki Wistara Performance ditunjukkan salah satunya dengan partisipasi aktif di pelatihan UMKM binaan YDBA. Atas konsistensi Wistara Performance mengikuti pelatihan dari YDBA dan mengimplementasikannya dalam bisnisnya seperti penerapan 5R, perbaikan yang berkelanjutan, keberhasilan meningkatkan visibilitas di pemasaran digital, dan penilaian lainnya membuat Wistara Performance mendapatkan penghargaan UMKM Mandiri pada tahun 2023 untuk kategori bengkel roda empat. Ini menjadikan bengkel Wistara Performance menjadi percontohan bagi bengkel lainnya.
Bagi Alfri, apresiasi penghargaan tersebut memberikan penguatan mental bahwa apa yang dilakukannya selama ini untuk melakukan perbaikan terus-menerus di bengkel Wistara Performance ada yang menghargainya. Alfri dan tim semakin percaya diri untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk konsumennya.
Siapkan SDM Siap Tanam
Alfri, pendiri bengkel Wistara Performance ini punya impian. Impiannya memang tak muluk-muluk. Ia ingin kelak di masa depan ada lima cabang bengkel Wistara Performance di lima kabupaten yang ada di Yogyakarta.
Untuk mencapai visi itu, hal yang sudah dilakukan adalah pembinaan sumber daya manusia (SDM). Sekarang ia punya tujuh karyawan. Alfri terus menyiapkan tujuh karyawan ini agar menjadi SDM yang siap tanam. Sehingga ketika nanti Alfri akan buka cabang, maka karyawan tersebut yang akan memimpin bengkelnya. SDM Siap Tanam ini menjadi istilah bagi Alfri untuk membentuk SDM yang ditempatkan dimana pun akan siap tumbuh dengan baik.
Pegangan Tak Lekang Waktu Hadapi Dinamika Usaha
“Hidup adalah sesuatu yang perlu dirayakan. Merayakannya layaknya kita merayakan hari raya yakni dengan penuh suka cita. Hari-hari itu perlu dinikmati dan dirayakan layaknya kita sedang merayakan hari raya,” suara Alfri yang ada di ujung telpon sana menggambarkan betapa lapang hatinya dalam menjalani bisnis ini.
Kelapangan hatinya bahkan ketika COVID-19 melanda dan membuat bisnisnya terdampak, tetap membuatnya lapang. Ia melakukan refleksi, dulu dari mana Alfri berasal dan dimana ia sekarang. Alfri sudah mengecap pahitnya memulai dengan modal kaki yang berjalan hingga puluhan kilometer maka ketika pandemi melanda, ia memutar otak agar bisnis tetap berjalan. Saat pandemi, ia menemukan solusi untuk antar-jemput kendaraan yang akan diperbaiki. Sehingga bahkan saat pandemi sekalipun, ia tak merumahkan satu pun karyawannya.
Bagi Alfri ada satu prinsip dari bapak dan simbahnya yang selalu ia pegang teguh yakni,
Urip iku migunaning tumraping liyane (Hidup itu tujuannya berguna untuk sesama). Sesama dalam konteks ini tidak melulu orang lain tapi bisa juga tumbuhan, benda mati sekitar kita, bahkan lingkungan kita. Semakin kita memberdayakan sesama dan bermanfaat diri kita bagi sesama, maka jangan khawatir dengan rezeki kita.
Usaha bengkelnya mungkin belum meraup omset dengan angka fantastis. Namun, ajaibnya dengan prinsip kebermanfaatan itu, selalu saja omset bengkel tersebut cukup untuk keluarganya dan juga tujuh karyawannya yang bekerja disana. Saat ini rata-rata omset bengkel Wistara Performance ada pada kisaran Rp50 juta hingga Rp60 juta. Sekali lagi dengan konsep kebermanfaatan, jika kelak karyawan bertambah, ia yakin rezeki pun akan bertambah.
Perjalanan Alfri Bagus Rupawan dalam membangun Wistara Performance adalah contoh nyata bagaimana ketekunan dan inovasi bisa membawa kesuksesan, bahkan di tengah persaingan bengkel-bengkel besar. Melalui dukungan pembinaan YDBA, terutama dalam hal keterlibatan karyawan (employee engagement), Alfri mampu mengubah bengkelnya dari sekadar sarana penyambung hidup menjadi bengkel yang diperhitungkan, dengan manajemen pelayanan yang lebih tertata dan lingkungan kerja yang lebih nyaman.
Program pembinaan yang diberikan oleh YDBA tidak hanya meningkatkan standar pelayanan dan kebersihan melalui penerapan 5R, tetapi juga membangun budaya kerja yang solid di Wistara Performance. Hasilnya, tidak hanya kualitas layanan bengkel yang meningkat, tetapi juga loyalitas karyawan yang terbentuk. Penghargaan dari YDBA sebagai UMKM Mandiri adalah bukti dari keberhasilan Alfri dalam menerapkan ilmu dan bimbingan yang diterimanya. Dengan visi yang jelas dan tekad yang kuat, Wistara Performance siap untuk terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi bengkel lain di industri otomotif.