Barisan anak-anak itu melengkung panjang, seperti gerbong-gerbong kereta yang tak sabar berangkat. Masing-masing tangan mungil mereka terulur ke depan, menggenggam pundak temannya dengan tawa riang. Seragam kombinasi warna hijau dan kuning membuat mereka bak gerbong kereta yang mempunyai ciri khas. Mata mereka berbinar tak sabar menanti apa yang akan mereka lakukan hari itu.
Aba-aba dari kakak pemandu membuat barisan bergerak maju perlahan. Kali ini berbeda, mereka bukan akan masuk ke ruang kelasnya seperti biasa di TK ABA 1 Lamongan. Mereka memasuki akan memasuki Kampung Inspirasi yang sepintas layaknya laboratorium eksperimen bagi mereka untuk mengeksplorasi alam. Anak-anak datang untuk mempelajari tema tanaman dalam kurikulum puncak pembelajaran.
Topi anyaman bambu berbentuk kerucut sudah menanti mereka. Topi yang biasa disebut caping ini akan menemani anak-anak untuk merasakan bagaimana rasanya berada di bawah terik matahari dan menanam padi di tanah lumpur. Tidak ada keluhan saat kaki mungil mereka menyentuh tanah lumpur. Meski lahan sawahnya terbatas, mereka bergantian menanam padi. Bukannya jijik, wajah mereka justru menunjukkan kesenangan, menikmati lembutnya lumpur yang mencengkeram kaki. Dengan antusias, mereka meniru gerakan kakak pemandu dalam menanam padi.
Sementara anak-anak asyik bermain dengan kakak pemandu. Guru-guru yang biasanya menjadi pusat perhatian anak-anak, kini bisa dengan lega melihat mereka belajar langsung di alam bersama kakak pemandu. Tentunya, kegiatannya juga sesuai dengan kurikulum puncak tema yang sedang mereka ajarkan.
Itulah pemandangan sehari-hari yang terjadi di Kampung Inspirasi Lamongan. Setiap hari silih berganti rombongan dari SD atau TK datang dengan kegiatan yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan mereka. Kampung Inspirasi ini telah berdiri lebih dari enam tahun sejak diresmikan pada tanggal 1 April 2018. Kampung Inspirasi Lamongan ini lahir atas inisiasi seorang pemuda yang telah lama menyukai dunia sosial dan kewirausahaan. Pemuda itu adalah Sulthan Alfathir atau yang kerap disapa Fathir.
Nenek Fathir berharap cucunya bisa berkarya di bidang pertanian agar lahan keluarga tetap terurus. Fathir pun memenuhi harapan itu, namun dengan cara berbeda. Alih-alih menjadi petani, ia mendirikan Kampung Inspirasi, destinasi wisata edukasi yang menawarkan berbagai program pembelajaran tematik bagi siswa TK/PAUD hingga SD/MI. Berlokasi di Kelurahan Tlogoanyar, Kabupaten Lamongan, Kampung Inspirasi telah menyediakan lebih dari 13 program edukasi yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar di luar sekolah yang menyenangkan dan sesuai dengan kurikulum. Sejak tahun 2018, Kampung Inspirasi ini telah melayani lebih dari 75 ribu siswa di Jawa Timur. Beginilah semuanya berasal.
Berawal dari Kesalahan Empat Bisnis, Kampung Inspirasi Justru Eksis
Sejak duduk di bangku kuliah, jiwa sosial dan kewirausahaan terus menyala berapi-api di dada Fathir, meskipun ia bukanlah mahasiswa jurusan yang berkaitan dengan bisnis. Fathir adalah mahasiswa jurusan teknologi pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya. Ia menjadi satu-satunya mahasiswa di Universitas Brawijaya yang lulus menjadi sarjana dengan menuntaskan tugas akhir kewirausahaan bahkan lulus dengan waktu studi 3,5 tahun dan menjadi wisudawan terbaik.
Tak hanya karena mengerjakan tugas akhir kewirausahaan yang menandakan Fathir memiliki jiwa wirausaha. Saat kuliah, ia aktif membangun bisnisnya sendiri, mengikuti kompetisi kewirausahaan, menjadi mentor bagi mereka yang ingin berprestasi dan berwirausaha, serta menjadi pembicara tentang kewirausahaan di seminar kampus. Selama berkuliah ada empat bisnis yang sudah Fathir coba, semuanya ada di produk pangan sesuai dengan keterampilannya. Empat bisnisnya itu ada bisnis keripik dari keong mas, ikan asap instan, sambal instan, dan sambal campuran ikan. Namun, keempat bisnis itu tidak ada yang bisa bertahan lama dan berkelanjutan.
Dari keempat bisnis yang sudah ia jalani, Fathir terus melakukan perenungan.
“Mengapa kemajuan bisnis ini terasa lambat? Kenapa repeat order-nya rendah?”
Fathir selalu menanyakan pertanyaan itu ketika ia mengevaluasi perkembangan bisnisnya. Ternyata, alasan kenapa pembeli tidak tertarik membeli kembali produknya adalah karena produknya kurang cukup bagus. Hingga sampailah Fathir pada pemahaman bahwa bisnis atau produk terbaik adalah produk yang dibutuhkan oleh target pembeli. Bisnis terbaik bukan berasal dari kita bisanya apa dan produk apa yang bisa kita buat. Namun, market atau pasar membutuhkan apa dan barulah kita menyesuaikan membuat produk yang sesuai.
Fathir kemudian mencoba langkah yang cukup berbeda. Sepertinya, ia perlu meninggalkan dunia pangan. Meski ia sangat ahli di bidang pangan. Namun, ia belum menemukan bisnis yang sesuai dengan pasar. Hatinya terasa berat ketika perlu berpindah haluan ke bidang lainnya yang bisa sesuai dengan kebutuhan pasar. Meski bidang usaha yang akan ia coba kembali di luar bidang pangan. Namun, visinya tetap sama.
Fathir mempunyai impian besar untuk bisa memberikan sebesar-besarnya manfaat bagi masyarakat di daerahnya dalam bentuk ekonomi, baik itu berupa pendapatan tambahan, manfaat pendidikan, atau manfaat pengetahuan sosial.
Dengan impian besar untuk membangun daerah asal dan rasa tanggung jawab sebagai putra daerah, Fathir meresmikan Kampung Inspirasi sebagai bisnis sosial pada 1 April 2018. Peresmian dilakukan langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan. Kampung Inspirasi merupakan perwujudan dari konsep Lamongan Insight 2030 yang pernah Fathir rancang pada 2017.
Nama Kampung Inspirasi dipilih karena Fathir ingin bisnisnya merepresentasikan dirinya. Di kampus, banyak orang merasa terinspirasi oleh prestasi dan jalan hidup Fathir. Oleh karena itu, ia ingin menginspirasi dalam berbagai hal, seperti pendidikan, pengembangan masyarakat, prestasi, pemberdayaan, dan peningkatan soft skill anak muda, agar Kampung Inspirasi bisa menjadi contoh pengembangan kewirausahaan sosial.
Melihat Potensi Bisnis Sosial dari Permasalahan Ibundanya Sebagai Seorang Guru SD
Belajar dari kesalahan empat bisnisnya terdahulu, maka pada bisnis kelimanya yakni Kampung Inspirasi, Fathir ingin membuat produk terbaik sesuai dengan kebutuhan pasar. Ia tak menilai empat bisnisnya itu gagal. Karena baginya kegagalan seorang pengusaha bukan ketika produknya gagal, tapi kegagalan pengusaha adalah ketika mereka berhenti berusaha kembali.
Awal mula Kampung Inspirasi berupa kafe outdoor yang memiliki taman dengan gazebo yang melindungi para pengunjung dari terik matahari atau rintik hujan. Kafe outdoor itu berdiri di atas tanah milik nenek Fathir seluas ukuran seperempat hektar yang awalnya masih berupa kebun jagung dan pisang.
Awalnya, justru target pasar dari Kampung Inspirasi adalah para mahasiswa yang ingin mendapatkan bimbingan terkait prestasi atau kewirausahaan. Karena Fathir melihat selama ini, ia sering memberikan bimbingan terkait hal yang sama. Ternyata setelah berjalannya waktu, tidak hanya mahasiswa yang berkunjung. Namun, banyak ibu-ibu guru yang berkunjung ke Kampung Inspirasi bahkan mengajak anak didiknya untuk kegiatan outing class.
Fathir pun terus melakukan evaluasi bisnis Kampung Inspirasi. Melihat ketertarikan guru-guru Taman Kanak-Kanak (TK) melakukan outing class di kafe outdoor-nya memberikan inspirasi bagi Fathir. Ia menanyakan pada ibunya tentang apa kesulitan selama ini dalam pembelajaran di SD. Kebetulan ibunya adalah seorang guru SD sedangkan ayahnya Fathir sendiri adalah guru SMK. Jawaban dari ibunya membuatnya melihat potensi besar yang bisa dikembangkan.
Masalah yang sering dihadapi ibunya sebagai seorang guru SD adalah kesulitan menemukan tempat pembelajaran luar sekolah yang terjangkau, lengkap, dan sesuai kurikulum.
Fathir merenung dan merefleksikan observasinya yang ia dapat, permasalahan yang ibunya alami, dan juga pengalamannya dulu saat kuliah, belajar tentang berbagai desa wisata di Indonesia. Dulu saat kuliah, Fathir sempat mempelajari konsep desa wisata dengan datang langsung ke tempatnya seperti Kampung Inggris, Kampung Coklat, dan masih banyak lagi. Tujuannya saat itu untuk dijadikan referensi bagi kampus dalam mendirikan lini bisnis baru untuk kampus.
Hasil perenungannya dan juga meninjau ulang pelajaran kesalahan bisnisnya yang terdahulu, ia menangkap ada pasar yang begitu besar potensinya. Target pasar yang terbayang bukan lagi mahasiswa seperti target awalnya, tapi targetnya adalah murid dan guru dari jenjang SD dan TK.
Setiap desa pasti memiliki jenjang sekolah SD dan TK, kesulitan yang dialami ibunya tentu juga dialami oleh guru-guru lain di sekolah lain. Apalagi menilik data dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2018 jumlah sekolah TK di Kabupaten Lamongan saja sudah ada 993 sekolah dengan total siswanya 30.173 siswa. Kemudian jumlah sekolah SD pun tak kalah banyaknya, masih menurut BPS, pada tahun 2018 jumlah sekolah SD di Kabupaten Lamongan ada sekitar 635 sekolah dengan total siswanya adalah 55.433 siswa. Bukankah itu adalah potensi yang sungguh menggiurkan?
Mengembangkan Kampung Inspirasi dengan Konsep Lean Startup
Layaknya seorang founder startup atau bisnis rintisan. Fathir menggunakan konsep Lean Startup untuk mengembangkan produk terbaiknya, meski Fathir tak menyadari bahwa praktiknya di lapangan yang ia lakukan telah mengikuti konsep Lean Startup. Konsep Lean Startup punya beberapa langkah yang memungkinkan sebuah bisnis dapat membuat produk yang cocok dengan kebutuhan pasar. Setelah menyadari masalah dari ibunya. Ia ingin memvalidasi dengan langsung terjun ke target pasar.
Fathir terus mempelajari target pasarnya. Ia yang bukan berasal dari latar belakang pendidikan anak usia dini atau sekolah dasar pun memutar cara untuk bisa mendapatkan pemahaman tentang target pasarnya. Secara mandiri, ia mengunduh materi kurikulum yang ada di website Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), baik kurikulum TK maupun SD. Tak ingin merasa sok tahu, setelah menganalisa kurikulumnya, ia pun berkonsultasi dengan temannya yang merupakan sarjana pendidikan luar sekolah dan sekolah dasar. Dari proses mempelajari profil target pasarnya, ia menemukan satu celah yang bisa ia masuki bersama bisnisnya.
Ternyata setiap tiga bulan sekali, sekolah TK memiliki agenda rutin untuk pembelajaran kegiatan puncak tematik yang dilaksanakan di luar sekolah.
Seperti konsep Lean Startup, ia perlu membuat Minimum Viable Product (MVP) yakni produk yang sudah memenuhi kebutuhan target pasar meski belum sempurna. Setelah mengetahui celah kebutuhan mana yang bisa ia masuki, ia kemudian membuat produknya yakni berupa program kegiatan luar sekolah yang diadakan di Kampung Inspirasi. Ia segera membuat Standard Operating Procedure (SOP) untuk programnya dan SOP ini diajarkan pada kakak pemandu yang saat itu masih berjumlah dua orang. Kakak pemandunya saat itu masih merupakan pegawai dari kafenya beserta diri Fathir sendiri. Program awal Kampung Inspirasi saat itu masih berfokus pada program edukasi pertanian, alam, dan sains. Sejak awal membuat produk, Fathir telah melakukan tindakan untuk membuat bisnisnya berkelanjutan dengan membuat SOP.
Program sudah dirancang, Fathir pun bergerak melakukan sosialisasi dari satu sekolah ke sekolah lainnya. Responnya tak seperti yang dibayangkan bahwa mereka semua akan berbondong-bondong langsung mencoba program Kampung Inspirasi. Dari dua puluh sekolah yang ia kunjungi, hanya dua sekolah yang mau mencobanya. Namun, tak apa. Ini langkah awal yang bagus. Ia bisa mendapatkan umpan balik dan respon dari program yang ia kembangkan.
Dua sekolah yang datang sebagai konsumen awal adalah data berharga bagi Fathir. Setelah mereka mengikuti kegiatan luar sekolah di Kampung Inspirasi, Fathir akan meminta umpan balik dan memberikan pertanyaan yang menggali kebutuhan dan kesulitan mereka. Hasil dari umpan balik itu adalah mereka ingin ada tempat yang menyediakan program pembelajaran luar sekolah yang harganya terjangkau, sudah ada kurikulumnya, ada pemandunya, dan harganya berjenjang sesuai dengan kerumitan programnya.
Tantangan Demi Tantangan
Tantangan bisnis baru yang belum banyak orang mengenalnya memang tentang bagaimana cara menarik orang untuk menjadi konsumennya. Layaknya menemukan jodoh, menemukan konsumen loyal pun perlu perjuangan. Dari sosialisasi ke dua puluh sekolah ternyata awalnya baru dua sekolah yang tertarik. Itu pun dengan biaya tiket yang sangat murah yakni tujuh ribu rupiah. Kegiatan dari awal yakni sosialisasi ke sekolah-sekolah, menjadi admin, kakak pemandu, itu semua Fathir lakukan sendiri.
Selain tantangan mendapatkan konsumen, Fathir pun mengalami tantangan lainnya. Karena produknya adalah produk jasa maka kerjasama dengan berbagai mitra adalah kunci penting. Hanya saja menjalin kerjasama tak seindah membalikkan telapak tangan. Awalnya terasa sulit mendapatkan kepercayaan mitra dari berbagai lembaga karena belum ada rekam jejak yang meyakinkan. Namun, ketika Fathir mendapatkan kepercayaan dari mitra, ia tidak mau menyia-nyiakannya dan terus menunjukkan komitmen dan disiplinnya. Sehingga, Kampung Inspirasi bisa mendapatkan kepercayaan dari PT KAI, lembaga rumah sakit, pemerintahan, TNI/POLRI, dan masih banyak lainnya. Bahkan sekarang justru para mitra yang datang dengan sendirinya.
Lepas dari tantangan kolaborasi mitra, maka tantangan berikutnya datang dari alur proses pelaksanaan kegiatan. Dalam setiap kegiatan, disiplin adalah hal yang mutlak. Karena bisnis Kampung Inspirasi adalah bisnis sosial yang memberikan manfaat ekonomi untuk mitra masyarakat, maka tantangan lain yang muncul adalah bagaimana mendisiplinkan mitra masyarakat. Sebagai contoh, perlu mendisiplinkan sopir bus tayo agar menjemput peserta kegiatan tepat pada waktunya.
Tantangan paling terasa adalah saat momen liburan tiba. Otomatis sekolah libur dan Kampung Inspirasi menjadi sepi, pemasukan tak elak pun menurun. Fathir perlu memutar otak bagaimana untuk mendatangkan pengunjung di saat liburan. Karena selama ini, program kegiatan yang dibuat di Kampung Inspirasi ditujukan untuk rombongan saja bukan individu. Untuk mengatasi ini, Kampung Inspirasi mengadakan program terbuka untuk individu, seperti kegiatan toleransi agama atau acara “Si Bolang Kampung Inspirasi” yang meliputi aktivitas menyenangkan seperti memancing dan membuat sate di tengah sawah. Hal-hal sederhana ini menjadi pengalaman berharga bagi anak-anak, terutama di era ketika kegiatan semacam ini semakin jarang dirasakan.
Pandemi yang Hampir Membuat Putus Asa
Tantangan memulai bisnis terasa biasa karena selalu ada solusinya. Namun, ketika pandemi melanda, Fathir merasa bak dihantam godam. Semuanya terjadi secara tiba-tiba tanpa ia pernah melakukan persiapan. Pandemi melanda, pembatasan tatap muka dibatasi, anak-anak tidak berangkat sekolah, otomatis tidak ada kegiatan di Kampung Inspirasi. Kampung Inspirasi benar-benar mogok hampir selama sembilan bulan. Bahkan karena tidak lagi sanggup membayar orang untuk merawat peralatan di Kampung Inspirasi, akhirnya banyak peralatan rusak. Sudahlah sepi, banyak sarana yang rusak pula. Fathir yang selalu optimis, kini hampir saja kehilangan asa.
Tak hanya putus asa karena bisnisnya lesu, pemasukan bagi pribadi pun tak ada. Saat-saat itu ia baru menyadari pentingnya untuk menyisihkan uang ke dalam dana darurat untuk kondisi darurat seperti pandemi ini. Untuk menjaga dapurnya tetap mengepul, ia turun membantu istrinya menjual bahan-bahan sayuran yang sudah dibungkus ala supermarket dengan plastic wrap dan mengantarkannya pada pembeli.
Saat sedang terpuruk dan hampir putus asa, ia bertemu dengan mentor bisnisnya. Mentor bisnisnya memberi asupan motivasi bagi jiwanya yang sedang lesu.
“Fathir, ingatlah kalau bisnismu sedang mengalami kemunduran. Itu bukan berarti kamu gagal, tapi itu adalah pertanda bahwa bisnismu akan meloncat hingga jauh ke depan. Masa kemunduranmu ini hanya sebagai pengingatmu untuk bersiap-siap,” ucap sang mentor.
Serasa disadarkan kembali, semangatnya kembali berkobar. Ia yakin bahwa ada sesuatu yang besar di sana menanti suksesnya Kampung Inspirasi ini. Ia pun kembali datang dari satu sekolah ke sekolah lain menawarkan kegiatan yang berbeda dari biasanya yakni mengadakan lomba-lomba seperti lomba mewarnai, hafalan Al-Quran, futsal, dan masih banyak lainnya.
Bangkit dan Kembali Menggeliat untuk Terus Berdampak
Bila Fathir memutuskan menyerah saat pandemi mengguncang Kampung Inspirasi dan kehidupannya, maka sampai sekarang Kampung Inspirasi tak akan pernah ada. Impian Fathir pun harus dikubur jauh. Namun, bukan Fathir namanya jika menyerah. Ia justru terus melompat hingga jauh ke depan. Lagi-lagi, baginya kegagalan adalah ketika ia berhenti berusaha.
Kampung Inspirasi kini sudah berjalan lebih dari enam tahun. Kampung Inspirasi kini bukan lagi kafe outdoor dengan dua orang kakak pemandu. Kampung Inspirasi telah bertransformasi menjadi pusat etalase program tematik yang bisa dinikmati siswa jenjang TK maupun SD.
Sejak tahun 2022, kegiatan Kampung Inspirasi pun tak terbatas pada kegiatan pertanian, alam, dan sains saja. Namun, sudah lebih holistik karena kolaborasi yang luas dengan berbagai mitra. Sekarang sudah ada lebih dari 13 program tematik sesuai dengan puncak tema kurikulum yang ada. Program-program tematik yang ada di Kampung Inspirasi dapat dilihat pada infografis berikut ini.
Kehadiran Kampung Inspirasi ini layaknya angin segar bagi segala pihak. Kampung Inspirasi menjadi solusi bagi para guru karena menyediakan tempat dengan program holistik dan terintegrasi dengan kurikulum puncak tema, anak-anak pun riang gembira mengikuti setiap kegiatannya. Bagi warga sekitar pun, mereka bisa mendapatkan tambahan pendapatan, seperti kakak pemandu yang rata-rata masih mahasiswa. Kemudian tak luput untuk para mitranya seperti lembaga pemerintah, TNI/POLRI, PT KAI, dan lainnya mereka merasa terbantu karena mereka punya kewajiban untuk terus mengedukasi masyarakat.
Keunggulan Kampung Inspirasi yang membuat orang tak berpaling adalah kegiatannya dirancang lengkap sesuai dengan kurikulum atau bisa menyesuaikan permintaan, guru hanya mengawasi karena sudah ada kakak pemandu, harganya pun ramah di kantong, dan juga letaknya yang dekat dengan sekolah.
Pencapaian Kampung Inspirasi
Awal berdiri Kampung Inspirasi, hanya ada dua sekolah yang tertarik. Sekarang Kampung Inspirasi telah melayani 843 Sekolah TK/RA/PAUD, 205 SD/MI, 75.210 siswa di tujuh wilayah kabupaten di Jawa Timur. Sungguh pencapaian yang mengagumkan, bukan? Bila tak ada kegigihan seorang Fathir, maka angka-angka itu hanya angan-angan belaka.
Kampung Inspirasi kini pun sudah meluas tak hanya di Lamongan saja. Kini Kampung Inspirasi hadir di Gresik, Mojokerto, Surabaya, Jombang, Sidoarjo, Bojonegoro, dan Tuban. Dengan total kakak pemandu sekitar dua puluh orang. Sepuluh orang ada di Kampung Inspirasi Lamongan dan sisanya tersebar di tujuh kabupaten lainnya.
Dampak sosial yang ada dengan hadirnya Kampung Inspirasi telah mencetak beberapa pencapaian dan apresiasi. Pada tahun 2020, Fathir dan istrinya dinobatkan menjadi pasangan muda inspiratif oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Apresiasi itu diberikan atas dampak dari Kampung Inspirasi yang sudah memberikan dampak hingga tingkat provinsi.
Berlanjut, pada tahun 2022, Fathir mendapatkan penghargaan dari Gubernur Jawa Timur. Ibu Khofifah Indar Parawansa. Fathir mendapatkan Penghargaan Pemuda Utama Terbaik Jawa Timur bidang Pemberdayaan Ekonomi setelah mengalahkan ratusan pemuda terbaik di Jawa Timur.
Setiap tahun Fathir selalu menorehkan prestasi baru atas kegigihannya mengembangkan Kampung Inspirasi. Pada tahun 2023 Kampung Inspirasi Lamongan mendapatkan penghargaan sebagai penerima SATU Indonesia Awards dari Astra untuk kategori lingkungan menyisihkan ribuan peserta lainnya. Setelah menerima penghargaan SATU Indonesia Awards dari Astra, ia merasa terbantu dengan materi webinar yang membantunya belajar tentang business model dan customer journey , mengetahui emosi customer dari titik pertama melakukan pembelian sampai titik terakhirnya. Kemudian yang tak kalah menariknya adalah bisa mengeksplorasi sumber pendapatan bisnis dengan Business Model Canvas.
Tahun 2023 tak hanya mendapat penghargaan dari Astra, Fathir juga mendapatkan penghargaan sebagai Juara 1 Wirausaha Muda Berprestasi Nasional yang diadakan oleh Kemenpora.
Namun, bagi Fathir, prestasi terbaiknya adalah ketika bisa memberikan dampak seluas-luasnya untuk masyarakat baik dari segi ekonomi, pemberdayaan, atau pun pendidikan.
Ekspansi dan Keberlanjutan Kampung Inspirasi
“Kampung Inspirasi tak boleh berhenti di tempat ini saja. Kampung Inspirasi harus melampaui batas tempatnya, berkembang, dan memberikan dampak seluas-luasnya.”
Kampung Inspirasi akan terus menggeliat tumbuh dan berkembang untuk menjadi pusat wisata edukasi terbaik pilihan guru. Program-program bagus yang ada di Kampung Inspirasi tak boleh hanya ada di Lamongan saja. Namun, program ini harus bisa diduplikasi di tempat mana pun. Sehingga, nama Kampung Inspirasi tak terbatas pada tempat fisik saja. Atas visi itu, Fathir terus membuka kesempatan bermitra dengan Kampung Inspirasi, sehingga lihatlah sekarang sudah ada Kampung Inspirasi di tujuh kabupaten di Jawa Timur.
Bila sumber daya manusia selalu menjadi momok bagi pengusaha untuk membuat bisnisnya berkelanjutan, maka tidak untuk Fathir. Ia tak pernah ketakutan kehilangan kakak pemandu yang membantu bisnisnya.
“Setiap usaha apa pun, orang itu tak akan peduli dengan mimpi kita. Mereka hanya peduli dengan hasilnya. Bila kita ingin mereka melakukan apa yang kita minta, maka kita perlu menjadi magnet untuk mereka. Kita sediakan apa yang mereka butuhkan sehingga kita bisa memintanya untuk berjalan bersama sesuai dengan visi kita.”
Adanya SOP yang sudah disusun harus selalu diajarkan dari kakak pemandu senior ke kakak pemandu yang baru bergabung. Meskipun kakak pemandu ini bekerja secara lepas di Kampung Inspirasi, dengan adanya SOP maka proses regenerasi dan pengembangan sumber daya manusia akan terasa lebih mudah. Selain adanya SOP, di website Kampung Inspirasi sendiri disediakan formulir untuk mendaftar sebagai mitra, baik mitra tempat atau pun mitra kakak pemandu.
“Kampung Inspirasi nantinya akan memiliki lebih dari dua puluh program untuk SD dan TK. Kampung Inspirasi ini akan menjadi spesialis yang memiliki cakupan yang luas,” kata Fathir menjelaskan arah Kampung Inspirasi ke depan.
Cakupan yang luas untuk SD dan TK ini diamini oleh data yang berasal dari Data Pokok Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah bahwa pada semester ganjil tahun ajaran 2024/2025 terdapat 67.415 siswa TK/TPA/PAUD. Ini adalah pasar yang permintaannya akan terus ada dan potensinya besar. Apalagi setelah diamati meski dengan adanya pergantian menteri, tidak mengubah kebijakan kegiatan luar sekolah puncak tema.
Strategi lainnya untuk membuat Kampung Inspirasi terus berkelanjutan dan berkembang pesat adalah dengan melakukan pemasaran digital pun. Untuk mengenalkan Kampung Inspirasi di tempat baru akan dijalankan iklan di platform Facebook dan Instagram. Biasanya polanya yang terbentuk adalah konsumen mengetahui Kampung Inspirasi dari iklan, kemudian mencobanya, setelah mencobanya akan diceritakan pada guru lain sehingga terciptalah referal organik.
Pesan Inspiratif bagi Calon Sociopreneur
Membangun bisnis berbasis sosial ternyata perlu memikirkan berbagai aspek utamanya kebermanfaatan untuk sosial. Bisnis bukan lagi dinilai dari sisi keuntungan, tapi juga dampak untuk masyarakat dan lingkungan sekitar. Setelah menjalaninya selama lebih dari enam tahun membesarkan Kampung Inspirasi, pesan berikut ini akan membantu pemuda di luar sana yang ingin berdampak dengan menjadi sociopreneur.
Ingatlah, bahwa orang tidak akan peduli pada mimpi kita dan tak ingin menjadi bagian proses kita. Namun, mereka ingin menjadi bagian dari hasil kerja keras kita. Namun, itulah karakter founder/leader harus tahan dengan merintis sendirian. Karena semua pemimpin merasakan itu, berjalan sendirian merintis impiannya. Sehingga jika kita punya mimpi, cari cara agar mimpi itu terwujud.
Kalau kita ingin membuat bisnis sosial yang berkelanjutan dan bertahan lama. Mulailah dari siapa yang akan menjadi target pasar kita. Kita harus menyesuaikan keinginan target pasar kita, jangan sampai membuat produk sesuai dengan keinginan kita tapi tak cocok dengan pasar.
Terakhir, jadilah manusia yang terus bermanfaat dan bisa membuat orang lain sukses juga. Karena sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Referensi
- Wawancara secara daring melalui WhatsApp Call dengan Sulthan Al Fathir pada tanggal 2 November 2024
- Instagram @kampung.inspirasi dan @alfathirsulthan
- Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid, Guru Sekolah Dasar Menurut Kabupaten Kota 2018. Tautan: https://jatim.bps.go.id/id/statistics-table/1/MTQ4NCMx/jumlah-sekolah–murid–guru–dan-rasio-murid-guru-sekolah-dasar–sd–menurut-kabupaten-kota–2018.html
- Jumlah Sekolah, Murid, Guru, dan Rasio Murid, Guru Taman Kanak-Kanak Menurut Kabupaten Kota 2018. Tautan: https://jatim.bps.go.id/id/statistics-table/1/MTQ4MyMx/jumlah-sekolah–murid–guru–dan-rasio-murid-guru-taman-kanak-kanak–tk–menurut-kabupaten-kota–2018.html
- Data Sekolah Provinsi Jawa Timur. Tautan: https://dapo.kemdikbud.go.id/sp/1/050000
- Website Kampung Inspirasi. Tautan: https://www.inspirasigo.com/