Saat pikiran berisik dan hati gundah, tak ada yang lebih menyenangkan selain duduk di tepi Sungai Panaraban, menikmati kudapan tradisional sambil meresapi kesejukan angin yang membawa cerita dari aliran air. Hal yang hanya bisa dilakukan di Desa Wisata Dawuhan, surga tersembunyi di Banjarnegara.
Secara umum bisa dibilang, Desa Wisata Dawuhan menawarkan pengalaman unik yang memadukan keindahan alam dengan kearifan lokal yang autentik. Desa Wisata Dawuhan ini menjadi tempat wisata lokal favoritku dan keluarga ketika ingin bersantai sejenak tapi tak perlu jauh-jauh ke luar kota. Tempat tinggalku berada di kecamatan Karangkobar yang letaknya berjarak sekitar 3 km dari rumahku. Hal yang menjadi daya tarik dari Desa Wisata Dawuhan bagiku adalah sembari menemani anak-anak yang bermain air di kolam renang yang segar, dingin, dan minim kaporit, aku bisa menikmati kuliner tradisional yang ada di Pasar Rengrang.
Pasar Rengrang ini masih bagian dari Desa Wisata Dawuhan yang letaknya persis di pinggir Sungai Panaraban.Pasar Rengrang ini menyediakan kuliner tradisional berbasis kearifan lokal seperti tempe kemul, jagung bakar, gudeg, pecel, hingga aneka jajanan pasar. Hanya saja Pasar Rengrang ini cuma beroperasi setiap hari Minggu saja.
Favoritku saat berkuliner di Pasar Rengrang adalah es ande-ande lumut yang disuguhkan dalam gelas berbahan batok kelapa. Inilah keunikan Pasar Rengrang, semua peralatannya benar-benar replika zaman dulu yakni menggunakan piring bambu, gelas bambu, bahkan pembungkusnya tak menggunakan plastik melainkan daun nyangku yang berbentuk lebar, memanjang, dan seratnya kuat. Alat transaksinya pun menggunakan koin kayu. Setiap pembeli yang akan membeli jajan di Pasar Rengrang perlu menukarkan uang rupiahnya ke dalam bentuk koin kayu yang mana setiap koin kayu bernilai Rp2.000.
Bukan hanya kuliner, desa ini juga memiliki daya tarik wisata yang beragam, seperti wisata arung jeram tubing menyusuri aliran Sungai Panaraban, flying fox yang memacu adrenalin, hingga kelas edukasi tentang water rescue dan kearifan lokal. Desa Wisata Dawuhan ini bahkan sudah diliput oleh televisi nasional Trans7 sebanyak empat kali dalam program Si Bolang dan Jejak Petualang.
Sebagai warga sekitar daerah Desa Wisata Dawuhan, aku merasa terbantu karena bisa berwisata dekat rumah dengan harga terjangkau dan bisa menghilangkan penat pikiranku di pinggiran Sungai Panaraban. Hal yang membuatku takjub dan salut atas kehadiran Desa Wisata Dawuhan adalah semangat warga Desa Dawuhan yang bergotong-royong terus memajukan Desa Wisata Dawuhan hingga bisa eksis sampai saat ini di tengah gempuran desa wisata yang muncul dan tenggelam.
Semangat dan kreativitas warga Desa Dawuhan yang tak pernah padam memajukan desanya membuat banyak mitra tertarik untuk berkolaborasi mengembangkan Desa Wisata Dawuhan. Bahkan semangat para pengelola dan warga Desa Wisata Dawuhan telah memikat pihak Bank BRI Unit Wanayasa untuk diusulkan dalam program Desa BRILiaN. Beruntung! Pada tahun 2023, Desa Wisata Dawuhan bisa berada pada peringkat 40 besar tingkat nasional pada acara Nugraha Karya Desa BRILiaN.
Apakah kamu penasaran tentang bagaimana Desa Wisata Dawuhan masih bisa eksis dari tahun 2014 sampai sekarang bahkan mengantongi beberapa pencapaian dan kebermanfaatan bagi masyarakat desanya? Mari simak rahasianya. Inilah rahasia yang aku dapatkan ketika bertemu dengan Pak Supri atau yang akrab disapa Mbah Ndut selaku pengelola Desa Wisata Dawuhan.
Berawal Dari Sungai Kotor Menjadi Wisata Tubing
Berada di ketinggian 800 hingga 1.230 meter di atas permukaan laut dan dikelilingi tiga gunung yakni Gunung Wangi, Gunung Gajah, dan Gunung Kendil, serta dibatasi oleh aliran Sungai Penaraban, membuat Desa Dawuhan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, ini menjadi rentan akan berbagai macam bencana. Hal ini membuat Desa Dawuhan mendapat surat keputusan (SK) sebagai desa tangguh bencana pertama kali di Banjarnegara pada tahun 2014.
Setelah SK tersebut keluar, beberapa pemuda dari Desa Dawuhan mendapatkan pelatihan dan pembinaan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terkait kebencanaan. Barulah ketika terjadi longsor besar di kecamatan tetangga tepatnya di Dusun Jemblung, Kecamatan Karangkobar, para pemuda dari Desa Dawuhan mengikuti evakuasi besar-besaran untuk menemukan mayat yang saat itu jumlahnya lebih dari seratus orang. Longsor besar tersebut telah menyisakan duka bagi warga Dusun Jemblung yang selamat karena seluruh wilayah dusunnya habis tak tersisa.
Pengalaman evakuasi besar-besaran di Dusun Jemblung memberikan pengalaman berharga bagi para pemuda Desa Dawuhan. Namun, setelah itu tak ada kegiatan lagi, mereka vakum karena tak ada bencana. Dalam kevakuman tersebut datanglah orang dari sebuah yayasan yang berlokasi di Purwokerto.
“Ayo, ikut kami, untuk ikut sekolah kebencanaan daripada hanya vakum saja,” ajak pengurus yayasan tersebut.
Tanpa berpikir panjang, pemuda Desa Dawuhan yang selalu punya semangat belajar tinggi, mengiyakan ajakan itu. Mereka sekolah di Forum Pengurangan Risiko Bencana. Di forum tersebut, mereka memperoleh pengetahuan baru utamanya tentang bagaimana mengubah kondisi wilayah yang penuh kerentanan baik rentan secara sumber daya manusia (SDM), ekonomi, atau pun bencana, menjadi wilayah yang penuh ketangguhan dalam segala aspek.
Sepulang dari sekolah kebencanaan, para pemuda mulai tergelitik dengan berbagai macam pertanyaan.
“Sebenarnya desa kita ini kurangnya apa?”
Sebuah pertanyaan yang mengganggu pikiran para pemuda Desa Dawuhan. Tanah mereka subur, warga pun makmur, hanya saja memang setiap tahun rawan bencana.
Berawal dari pertanyaan muncullah gagasan.
“Bagaimana jika kita mengurai kemacetan air di Sungai Panaraban?”
Para pemuda lainnya pun setuju mengingat Sungai Panaraban ini sebelum tahun 2014 telah disulap bukan lagi menjadi sungai tapi menjadi tempat pembuangan akhir (TPA) dari warga di daerah sekitar tak terbatas pada Desa Dawuhan saja. Bergeraklah tangan-tangan cekatan pemuda Desa Dawuhan dibantu dengan teman-teman dari Koramil dan para relawan untuk melakukan susur sungai dalam rangka mengurai kemacetan aliran air.
Setelah sungai mulai bersih sedikit demi sedikit, pemuda Desa Dawuhan kembali mengikuti sekolah kebencanaan lagi di Purwokerto. Kali ini topiknya adalah tentang bagaimana meningkatkan ekonomi di desa berbasis kerentanan menjadi ketangguhan. Lepas dari pelatihan itu munculah pertanyaan di benak para pemuda Desa Dawuhan.
“Bagaimana agar warga tidak terus membuang sampah di sungai?”
Pertanyaan itu menemukan jawabannya yakni para pemuda Desa Dawuhan perlu eksis di sekitar Sungai Panaraban. Namun, bagaimana caranya?
Muncullah ide gila dari anak-anak yang berpikiran out of the box. Ide gila itu terinspirasi dari ada beberapa pemuda yang hobi main ban di aliran air Sungai Panaraban yang cukup deras. Sayangnya, ban tersebut tidak memenuhi standar keamanan. Dari situ terpikirlah ide untuk membuat wisata tubing rafting water rescue dengan tujuan utama untuk memberikan edukasi pada warga di sekitar.
Ide tentang tubing rafting water rescue telah disepakati, para pemuda pun mencicil membeli peralatan seperti ban, sepatu, helm, dan peralatan lainnya. Saat itu belum membeli pelampung, masih terbatas pada ban saja. Dengan peralatan seadanya, para pemuda melakukan percobaan. Kemudian terlintas pikiran bagaimana caranya menghasilkan uang dari peralatan yang sudah dibeli? Akhirnya, para pemuda Desa Dawuhan sepakat untuk menghasilkan uang dari wisata tubing ini.
Pemasarannya pun saat itu hanya dari mulut ke mulut lewat teman-teman para Desa Dawuhan, BPBD, SAR, dan banyak lagi. Ternyata banyak yang tertarik dengan wisata tubing rafting water rescue ini bahkan peminatnya mulai dari teman-teman BRI lintas pantura hingga turis mancanegara.
Aktivitas wisata tubing yang terus berjalan hingga membuat Desa Dawuhan mendapatkan SK Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Tirta Panaraban pada tahun 2016. Keluarnya SK tersebut memberi kekuatan hukum bagi para pemuda Desa Dawuhan untuk mengoperasikan dan mengembangkan sektor wisata di Desa Dawuhan.
Setelah ramai dengan adanya wisata tubing, para pemuda pengelola wisata tubing Desa Dawuhan berpikir lagi untuk menyediakan arena untuk anak-anak. Oleh karena itu, pada tahun 2019, pengelola mengajukan penyertaan modal pada badan usaha milik desa (Bumdes) untuk membuat kolam renang. Setelah kolam renang jadi, banyak sekali peminatnya yang rata-rata berasal dari wilayah Banjarnegara daerah atas.
Hantaman Pandemi Melahirkan Pasar Rengrang
Wisata tubing rafting water rescue telah mengharumkan nama Desa Dawuhan hingga para turis mancanegara mengenalnya. Ekonomi warga pun terbantu dengan adanya wisata tubing tersebut. Namun, ketika pandemi menghantam, semuanya bak runtuh dalam sekejap. Pembatasan kegiatan masyarakat menghalangi turis mancanegara maupun lokal untuk berkunjung. Wisata sepi, keuangan menipis, pikiran pun terkuras tak tenang. Namun, bukan warga Desa Dawuhan namanya bila tidak punya jalan keluar.
Para warga Desa Dawuhan hadir dengan semangatnya untuk berwirausaha. Semangat para warga menyulut api semangat para pengelola wisata tubing yang hampir padam karena pandemi. Para pengelola wisata tubing tak mau kehilangan kesempatan ini. Mereka berdiskusi untuk menemukan cara memenuhi keinginan warga yang ingin berwirausaha.
Para pemuda pengelola wisata tubing itu bertukar pikiran, saling menggali pembelajaran di masa lalu dari proses berkunjung atau studi banding ke tempat-tempat seperti pasar Lodrajaya, Forest Coffee, dan lainnya. Mereka berpikir apa yang bisa mereka terapkan dari hasil kunjungan ke tempat tersebut dan disesuaikan dengan kearifan yang ada di Desa Dawuhan. Akhirnya, muncullah ide bernama Pasar Rengrang, kata rengrang berasal dari Bahasa Jawa yang merujuk pada sesuatu yang kosong, dalam konteks ini rengrang berarti tanah pinggir sungai yang tidak terpakai.
Di Pasar Rengrang telah disediakan 16 lapak untuk berjualan. Empat belas lapak diperuntukkan untuk masing-masing RT yang ada di Desa Dawuhan, sedangkan dua lapak sisanya diperuntukkan untuk PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga). Lapak tersebut diberikan gratis. Tak ketinggalan juga setiap lapak mendapatkan modal bahkan apabila barang dagangannya tidak habis akan dibeli semuanya oleh pemuda Desa Dawuhan yang mengelola wisata tubing itu.
Konsep Pasar Rengrang dibuat unik agar menarik. Dengan mengusung konsep tradisional menjadi daya tarik tersendiri. Daya tarik Pasar Rengrang ini seperti lapak-lapak yang terbuat dari bambu, gerbang pasarnya pun juga dari bambu dan kayu, makanan yang dijual adalah makanan tradisional berbasis kearifan lokal, tak ada penggunaan plastik, piring dan gelas dari bambu, dan uang transaksinya pun menggunakan koin bambu. Setiap pembeli yang bertransaksi perlu menukarkan uang rupiahnya dengan koin bambu. Satu koin bambu bernilai Rp2.000. Hal uniknya lagi adalah Pasar Rengrang ini hanya beroperasi pada setiap hari Minggu saja.
Jangan kaget, kalau kamu berkunjung ke Pasar Rengrang ini, kamu akan terbawa memasuki era Jawa kuno. Penjualnya memakai kebaya, paras ayunya semakin terpancar dengan kebaya dan jariknya. Kamu bisa merasakan nostalgia makanan tradisional dulu seperti arem-arem, kue ku, tempe kemul, ondol, jadah, ketan serundeng, combro, dan masih banyak lagi.
Keunikan Pasar Rengrang pun membuat keberadaannya berjalan dengan perlahan. Hanya beberapa warga lokal saja yang berkunjung karena adanya pandemi. Pengunjung yang sedikit membuat Pasar Rengrang berasa hidup segan, mati pun tak mau. Namun, lagi-lagi solidnya warga Desa Dawuhan, ada satu organisasi yang kembali menyemangati para pengelola untuk terus berjuang.
Pandemi pun melonggar, Pasar Rengrang terus berjalan dan menarik banyak minat orang karena konsep uniknya, apalagi bisa menyantap kudapan di pinggir sungai. Setelah pandemi berlalu dan lebaran datang, pengunjung bertambah. Pasar Rengrang hidup kembali.
Atas konsistensi, kreativitas, dan kerjasama para warga Desa Dawuhan yang tak kenal menyerah terlebih saat pandemi, membuat Desa Dawuhan mendapatkan SK Pencanangan Desa Wisata pada tahun 2022. Saat itu hanya sepuluh desa saja yang mendapatkan SK tersebut. Surat keputusan itu menjadi tanda resmi Desa Dawuhan disebut Desa Wisata Dawuhan.
Dari Kerentanan Menjadi Ketangguhan
Siapa yang menyangka desa yang dicanangkan menjadi desa tangguh bencana kini berubah menjadi desa wisata. Desa yang awalnya mengalami kerentanan dari berbagai aspek kini mulai tangguh perlahan.
Desa Wisata Dawuhan kini tak lagi hanya memiliki wisata tubing, kolam renang, dan Pasar Rengrang saja. Atas hobi para pengelola yang suka main ke berbagai tempat dan mencari inspirasi, kini Desa Wisata Dawuhan punya berbagai macam program wisata hingga beraneka ragam paket wisata.
Di satu tempat saja, kamu bisa memilih ingin merasakan pengalaman apa saja dari beberapa paket wisata ini.
- Taman Rekreasi Dawuhan. Kamu bebas untuk mengakses kolam renang, kolam terapi ikan, playground dan mushola. Untuk arena flying fox dan kereta sawah ada penambahan biaya.
- Penyewaan Homestay.
- Paket kuliner tradisional khas Dawuhan.
- Paket River Camp Mewah (Mepet Sawah)
- Paket tubing.
- Paket edukasi kuliner tradisional khas Desa Dawuhan.
- Paket edukasi dan wisata kopi konservasi.
- Paket edukasi jamu tradisional.
- Paket edukasi atraksi seni budaya.
- Paket edukasi ketangguhan resiliensi.
- Paket edukasi pengolahan limbah rumah tangga.
- Paket outbound.
- Paket edukasi melukis.
- Paket mbatik khas Banjarnegara.
- Bakti lingkungan.
- Paket meeting, incentive, conference, and exhibition (MICE)
- Paket kursus renang.
- Paket Live in Desa Wisata Dawuhan.
Untuk penjelasan setiap paketnya, kamu bisa melihatnya pada dokumen penjelasan setiap paket yang ada di Google Drive.
Beraneka ragam paket yang disediakan membuat diversifikasi pengunjung dan menambah jumlah pengunjung. Total pengunjungnya setiap hari minggu saja bisa mencapai 500 pengunjung. Kalikan jumlah minggu dalam sebulan. Belum lagi pengunjung harian. Terbayang bukan berapa jumlah pengunjungnya?
Dengan adanya Desa Wisata Dawuhan, tak hanya menghidupkan ekonomi warga, lingkungan semakin terawat, manfaat lainnya dikembangkan dalam bentuk CSR Sosial seperti penyediaan kain kafan untuk orang meninggal, penyantunan warga yang sakit, pembiayaan kegiatan masjid/karang taruna/pengajian, dan pembangunan masjid/desa.
Desa Wisata Dawuhan pun sampai empat kali diliput oleh program kesayangan Trans7 yakni program TV Si Bolang dan Jejak Petualang. Apa yang membuat Trans7 meliput hingga empat kali? Tentu karena inovasi Desa Wisata Dawuhan yang selalu mengunggulkan kearifan lokal. Itu semua adalah tanda bahwa Desa Wisata Dawuhan memang sudah menjadi desa yang penuh ketangguhan baik dari sisi ekonomi, sumber daya manusia, dan kebermanfaatannya.
Berikut ini video wawancaraku dengan Mbah Ndut selaku pengelola Desa Wisata Dawuhan dan juga Pak Arfandi Prasetianto selaku Kepala BRI Unit Wanayasa.
Pemberdayaan UMKM dan UMi Desa Wisata Dawuhan Melalui Program Desa BRILiaN
Masalah finansial tak pernah jadi masalah terbesar bagi pengembangan Desa Wisata Dawuhan. Para pengelola selalu mengedepankan layanan yang berkualitas sehingga akan mendatangkan banyak pengunjung dan juga mitra. Begitu juga pertemuan Desa Wisata Dawuhan dengan Bank BRI pun karena prinsip Desa Wisata Dawuhan yang terus mengedepankan kreativitas, inovasi, semangat tinggi, dan layanan berkualitas. Prinsip tersebut membuat Bank BRI cabang Wanayasa melihat ada potensi besar yang bisa dikembangkan bersama. Selain prinsip, semangat, dan kreativitas warga Desa Dawuhan baik yang tua maupun muda telah memikat pihak BRI.
Pada tahun 2023, Bank BRI cabang Wanayasa mengajukan Desa Wisata Dawuhan pada program Desa BRILiaN yang berfokus pada potensi pengembangan desa. Hasilnya adalah Desa Wisata Dawuhan menduduki peringkat 40 besar nasional pada batch I pada acara Nugraha Karya Desa BRILiaN. Meskipun belum menduduki posisi 10 besar, dukungan Bank BRI untuk Desa Dawuhan tetap luar biasa. Berikut ini dukungan yang diberikan Bank BRI sebagai upaya pemberdayaan UMKM dan UMi (Ultra Mikro) Desa Wisata Dawuhan.
1. Dukungan Inklusi Keuangan dan Ekosistem Digitalisasi Pembayaran
Dukungan utama dari pihak Bank BRI adalah dukungan terhadap peningkatan inklusi keuangan. BRI membantu transaksi pembayaran di Desa Wisata Dawuhan menjadi cashless seperti pada penukaran koin pembayaran, kantin, dan pembayaran tiket. Dukungan lainnya pun membantu tata ekosistem pembayaran. Kini setiap divisi yang ada di Desa Wisata Dawuhan memiliki rekening sendiri-sendiri sehingga memudahkan untuk pembukuan dan transparansi keuangan.
Selain itu, BRI mendirikan agen BRILink, yang berfungsi layaknya ATM mini. Agen ini memudahkan akses masyarakat terhadap layanan perbankan seperti penarikan tunai, transfer, pembayaran tagihan, dan pembelian pulsa sehingga tak perlu repot mencari mesin ATM.
2. Permodalan untuk UMKM melalui KUR
Di Desa Wisata Dawuhan memiliki 16 lapak yang telah tersertifikasi halal dan merupakan produk lokal. BRI pun memberikan kemudahan permodalan kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Wisata Dawuhan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR). Pembiayaan ini membantu UMKM di Desa Dawuhan untuk:
- Mengembangkan usaha dan meningkatkan kapasitas produksi.
- Meningkatkan kualitas produk dan layanan.
- Memperluas jaringan pemasaran dan distribusi.
Dulu sebelum menggunakan KUR ini, baik pengelola Desa Wisata Dawuhan maupun UMKM yang ada di Desa Wisata Dawuhan memakai permodalan dari UPK (Unit Pengelola Kegiatan) yang dirasa bunganya lebih tinggi daripada KUR. Kini dengan adanya KUR membuat mereka merasa terbantu. Apalagi saat menjelang lebaran, pengelola butuh modal lumayan banyak dan Bank BRI hadir dengan memberikan segala kemudahannya.
3. Pemasaran dan Promosi melalui Event di Wisata Dawuhan
Tak hanya membantu dalam pembiayaan, inklusi keuangan, hal seperti pemasaran produk UMKM pun juga dibantu oleh Bank BRI. Dukungannya berupa menyelenggarakan event di lokasi Desa Wisata Dawuhan seperti undian hadiah Simpedes yang dilakukan setiap semester dan juga pesta rakyat tujuh belas agustus. Dengan membuat acara tersebut akan mengundang banyak masyarakat datang ke Desa Wisata Dawuhan dan menjadi sarana promosi.
4. Pelatihan dan Pengembangan Kapasitas Masyarakat
Meskipun belum masuk sepuluh besar, dukungan untuk meningkatkan keterampilan selalu BRI berikan. BRI menyelenggarakan pelatihan-pelatihan bagi masyarakat Desa Wisata Dawuhan, pelatihan tersebut antara lain:
- Pelatihan daring melalui Zoom yang diadakan oleh kantor pusat BRI, bekerja sama dengan trainer yang memiliki latar belakang entrepreneurship.
- Topik pelatihan beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan para peserta Desa BRILiaN.
- Pembatasan peserta diatasi dengan mengusulkan perwakilan desa yang kemudian membagikan ilmu kepada komunitas.
5. Pembinaan dan Pendampingan Langsung
Saat ke Desa Wisata Dawuhan, aku beruntung bisa bertemu dengan Bapak Arfandi Prasetianto selaku Kepala BRI Unit Wanayasa dan juga Mas Bagus Purbondaru yang selaku mantri pembina wilayah Wanayasa khususnya Desa Dawuhan dan Jatilawang. Bapak Arfandi dan Mas Bagus selalu berkesempatan untuk mengunjungi desa yang dibina oleh Bank BRI. Pembinaannya berupa visitasi dan tidak ada campur tangan internal yang mendalam. Di sini pihak BRI berperan sebagai mitra yang membantu Desa Wisata Dawuhan bertumbuh. Beberapa pembinaan yang dilakukan secara langsung di Desa Wisata Dawuhan adalah sebagai berikut:
- Kunjungan rutin untuk memonitor perkembangan dan memberikan saran strategis.
- Konsultasi bisnis bagi pelaku UMKM dan pengelola desa wisata.
- Pemberian solusi atas tantangan yang dihadapi dalam operasional sehari-hari.
Kreativitas yang terus ditunjang oleh semangat tim dan mitra tidak hanya mengantarkan Desa Wisata Dawuhan masuk dalam peringkat 40 nasional, tapi juga mampu memenangkan sebagai juara harapan 2 dalam Gelar Desa Wisata Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022.
Apakah Desamu Akan Menjadi Desa BRILian Selanjutnya?
Apakah kamu pernah mendengar tentang Desa BRILiaN? Kalau belum, kamu perlu tahu karena siapa tahu desamu akan jadi Desa BRILiaN selanjutnya. Program keren ini adalah inisiatif dari Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang dirancang untuk mengembangkan desa-desa di Indonesia agar lebih maju, mandiri, dan inovatif. Desa BRILiaN berfokus pada aspek ekonomi melalui pengembangan Bumdes, digitalisasi di desa termasuk inklusi keuangan dan pemanfaatan produk-produk BRI, inovasi desa dalam menyelesaikan masalah, dan keberlanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan warga melalui produk unggulannya.
Bayangkan, desa yang awalnya sederhana bisa berkembang menjadi pusat wisata, UMKM, atau bahkan contoh inklusi keuangan digital. Program ini membantu desa-desa dengan memberikan pendampingan, pelatihan, akses modal, hingga pemasaran produk lokal. Jadi, desa tidak hanya maju secara ekonomi, tapi juga punya dampak positif bagi warganya.
Menjadi bagian dari Desa BRILiaN berarti desamu akan mempunyai banyak peluang untuk berkembang. Ini beberapa manfaat yang bakal kamu rasakan:
- Akses Modal dan Pendanaan
Desa yang tergabung dalam program ini bisa mendapatkan bantuan pendanaan dari CSR BRI atau program Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mengembangkan sektor ekonomi lokal, seperti wisata atau UMKM. - Digitalisasi dan Inklusi Keuangan
Desa terpilih akan didukung dengan alat pembayaran digital, sistem cashless, dan layanan seperti agen BRILink. Ini akan membuat transaksi lebih mudah dan modern, sekaligus membuka akses ke sistem perbankan bagi masyarakat desa. - Pelatihan dan Pembinaan
Ada pelatihan entrepreneur, pengelolaan wisata, hingga pemasaran digital. Seru, kan? Apalagi pelatihannya dilakukan secara daring lewat Zoom atau langsung di desa.
- Promosi Produk Lokal
Produk UMKM desamu bisa dipasarkan lewat Localoka, platform digital yang membuat produk desa dikenal lebih luas. Jadi, pasar lokalmu tidak hanya berhenti di desa, tapi bisa sampai nasional! - Kolaborasi dan Networking
Desa BRILiaN membuka peluang kerjasama dengan banyak pihak, mulai dari pemerintah, swasta, hingga komunitas. Desa juga bisa jadi tuan rumah event besar, lho! - Kesempatan Memenangkan Penghargaan Acara Nugraha Karya Desa BRILiaN
Setiap desa yang mendaftar program Desa BRILiaN berkesempatan memenangkan penghargaan Acara Nugraha Karya Desa BRILiaN. Ini adalah penghargaan puncak dari program Desa BRILiaN. Hadiahnya cukup besar, seperti salah satu desa di Temanggung mendapatkan hadiah pendanaan sebesar satu miliar rupiah untuk pengembangan desa.
Apakah kamu tertarik? Pastikan kamu memenuhi kriteria berikut ini, ya.
Pengen desamu jadi Desa BRILiaN? Tenang, ikuti langkah-langkah yang ada pada infografis berikut ini:
Ternyata, untuk mendaftar Desa BRILiaN, kamu bisa mendaftar sebagai New Desa BRILiaN yakni peserta baru atau Deepening Desa BRILiaN bagi peserta Desa BRILian yang sudah terdaftar pada tahun 2020-2023. Sejauh ini sudah ada sekitar 3178 Desa BRILiaN yang tersebar di seluruh Indonesia.
Durasi program Desa BRILiaN berbeda antara New Desa BRILiaN dengan Deepening Desa BRILiaN. Bagi peserta Desa BRILiaN baru akan mendapat pendampingan secara daring selama dua bulan. Nantinya desa yang aktif dan mendapatkan penilaian terbaik akan mendapatkan sesi pendampingan secara tatap muka selama lima hari. Sedangkan bagi Deepening Desa BRILiaN akan mendapatkan materi yang sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan desa secara daring.
Upaya Berkelanjutan Menjadi Desa Wisata Dawuhan yang Migunani
Mimpi besar Desa Wisata Dawuhan adalah menjadi desa wisata yang migunani, migunani berasal dari Bahasa Jawa yang memiliki arti bermanfaat. Tak hanya menghasilkan uang saja, tapi Desa Wisata Dawuhan berharap bisa menjadi sumber manfaat bagi warganya dan juga daerah sekitarnya.
Ke depannya Desa Wisata Dawuhan akan terus berinovasi dengan menambah beraneka ragam destinasi wisata seperti sarana-prasarana untuk anak TK/SD, dan memperkuat regenerasi pengelola lebih baik lagi.
Ada satu pesan dari Mbah Ndut selaku pengelola Desa Wisata Dawuhan untuk kamu yang berminat memajukan desamu atau mendirikan desa wisata seperti Desa Wisata Dawuhan.
“Besarkan organisasi kalian dan buat timnya solid. Jangan sampai kalian merasa kecil dengan dengan organisasi kalian. Ketika organisasi solid teruslah maju dan jangan pantang menyerah untuk berinvestasi pada setiap aspek yang memberikan dampak positif.”
Desa Wisata Dawuhan bisa mencapai titik seperti sekarang dan bertahan hampir satu dekade bahkan tak tumbang terhantam pandemi, itu tentu saja berkat kontribusi banyak pihak. Tanpa mereka Desa Wisata Dawuhan belum mencapai titik ini.
Ada pengelola Desa Wisata Dawuhan yang tak kenal lelah mencari cara menghidupkan Desa Wisata Dawuhan, para warga Desa Dawuhan yang selalu proaktif dan kreatif dengan program Desa Wisata Dawuhan, pemerintah daerah kelurahan Dawuhan dan kecamatan Wanayasa yang terus mendukung, Dinas Pariwisata Kabupaten Banjarnegara, BPBD Banjarnegara, Dispermades Banjarnegara, Bank BRI Unit Wanayasa, teman-teman DPRD Dapil 5, pengunjung Desa Wisata Dawuhan, dan banyak pihak yang tak bisa disebut satu per satu yang kontribusinya luar biasa.
Bagi kamu yang membaca tulisan ini, kunjungilah Desa Wisata Dawuhan. Kalau kamu sedang mau bepergian ke Dieng lewat rute Banjarnegara, sempatkan diri mampir dan ngobrol dengan pengelola Desa Wisata Dawuhan. Kamu akan merasa seperti di rumah sendiri. Rasakan sendiri kehangatan warganya, kekayaan alamnya, dan nikmati cerita yang mengalir bersama aliran Sungai Panaraban. Dan jika desamu juga memiliki potensi seperti ini, jangan pernah ragu untuk bermimpi besar, dan daftarkan desamu pada program Desa BRILiaN, karena perubahan selalu dimulai dari langkah kecil yang penuh keyakinan.